Inflasi di Inggris Turun Jadi 10,7 Persen Tapi Biaya Keluar Malam Melonjak Jelang Natal
Kantor Statistik Nasional (ONS) Inggris mengatakan penurunan harga bahan bakar motor menyebabkan penurunan Indeks Harga Konsumen ukuran inti inflasi.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Trobunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Menurut angka resmi yang menunjukkan bahwa harga makanan dan biaya keluar malam terus meningkat menjelang liburan Natal, tingkat inflasi telah turun menjadi 10,7 persen dari 11,1 persen pada bulan lalu.
Kantor Statistik Nasional (ONS) Inggris mengatakan penurunan harga bahan bakar motor menyebabkan penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) ukuran inti inflasi.
Ini mencerminkan jatuhnya biaya minyak dan pemulihan yang berarti dalam nilai poundsterling versus dolar, di mana biaya minyak dipatok.
"Secara keseluruhan, harga bahan bakar naik 17,2 persen pada tahun ini hingga November lalu, angka ini turun dari 22,2 persen pada tahun ini hingga Oktober lalu," kata ONS.
Baca juga: Wabah Flu Burung, Harga Kalkun Segar di Inggris Melonjak 45 Persen Gara-gara Inflasi
Dilaporkan bahwa kontribusi kenaikan terbesar terhadap angka inflasi bulan lalu berasal dari kenaikan harga di restoran, hotel, cafe dan pub yang dipimpin oleh minuman beralkohol.
ONS menambahkan bahwa tingkat inflasi tahunan di sektor perhotelan ini berada pada level tertinggi sejak 1991, yakni sebesar 10,2 persen.
Dikutip dari laman Sky News, Sabtu (17/12/2022), tingkat IHK keseluruhan lebih rendah dari perkiraan para Ekonom.
Banyak yang menyatakan bahwa inflasi saat ini mungkin melewati puncaknya, yang mencapai level tertinggi 41 tahun pada Oktober lalu.
Sementara itu krisis biaya hidup menunjukkan sedikit tanda pelonggaran secara substansial, mengingat tagihan energi rumah tangga berjalan pada tingkat rekor.
Meskipun ada dukungan pemerintah, di tengah cuaca dingin pertama musim dingin 2022/2023.
ONS mengatakan biaya energi dan makanan tetap menjadi pendorong utama inflasi, dengan makanan berjalan pada tingkat tahunan sebesar 16,4 persen.
Bank of England secara luas diperkirakan oleh para Ekonom dapat menambah tagihan peminjam, dengan menaikkan suku bunga Bank lagi sebagai bagian dari pertempuran melawan inflasi.
Kenaikan 0,5 poin persentase diperkirakan oleh sebagian besar ahli, karena pembuat kebijakan di seluruh negara Barat terus menekan ancaman harga yang ditimbulkan terhadap ekonomi mereka dari berlangsungnya perang antara Rusia di Ukraina.
Baca juga: Inflasi Inggris Melandai di November 2022, Sentuh 10,7 Persen
Perlu diketahui, invasi yang dilakukan Rusia ke Ukraina pada Februari lalu telah memperburuk gelombang kenaikan harga yang disebabkan oleh pembukaan kembali ekonomi setelah gangguan virus corona (Covid-19), karena banyak komoditas, termasuk makanan pokok yang diproduksi secara luas di kedua negara itu mengalami lonjakan harga.
Biaya pembuatan barang-barang telah menambah tagihan secara substansial pula, karena peran bersejarah Rusia dalam memasok minyak dan gas kini berkurang sedikit dibandingkan di tengah rezim sanksi.
Bank of England pun tidak dapat berbuat apa-apa untuk menekan harga-harga ini, namun dapat bertindak untuk mengeluarkan permintaan dari ekonomi, membantu harga turun kembali melalui kenaikan suku bunga Bank.
ONS meyakini bahwa negara tersebut telah berada dalam cengkeraman resesi, yang ditentukan oleh pertumbuhan negatif selama dua kuartal berturut-turut.
Kontraksi pada kuartal ketiga tahun ini yakni Juli hingga September diperkirakan akan diikuti oleh penurunan lebih lanjut pada kuartal Oktober hingga Desember.
Kanselir Jeremy Hunt menanggapi angka harga ONS dengan menyatakan inflasi sebagai 'musuh nomor satu'.
"Gempa susulan dari Covid-19 dan persenjataan gas (Vladimir) Putin mengindikasikan bahwa inflasi tinggi mengganggu ekonomi di seluruh Eropa dan saya tahu keluarga dan bisnis sedang berjuang di sini, di Inggris," kata Hunt.
Hunt kemudian menegaskan bahwa menurunkan inflasi sehingga upah orang lebih tinggi adalah prioritas utama pemerintah.
"Itulah sebabnya kami menahan tagihan energi musim dingin ini melalui skema jaminan harga energi kami dan menerapkan rencana untuk membantu mengurangi separuh inflasi tahun depan."
"Saya tahu ini sulit bagi banyak orang saat ini, namun penting bagi kita untuk mengambil keputusan sulit yang diperlukan demi mengatasi inflasi, musuh nomor satu yang membuat semua orang menjadi lebih miskin," tegas Hunt.