Presiden Rusia Vladimir Putin: Rusia akan Kembangkan Pasukan Tempur Nuklir
Presiden Rusia Vladimir Putin: Rusia akan kembangkan pasukan tempur nuklir untuk menghadapi situasi yang sulit di Ukraina. Rusia juga tambah pasukan.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Rusia akan terus meningkatkan kesiapan pasukan tempur nuklir.
Hal ini bertujuan untuk mengembangkan potensi militer Rusia dalam menghadapi tantangan berat di Ukraina.
“Angkatan bersenjata dan kemampuan tempur angkatan bersenjata kami meningkat terus-menerus dan setiap hari," kata Putin dalam pertemuan yang disiarkan televisi dengan petinggi militer Rusia, Rabu (21/12/2022).
"Proses ini, tentu saja, akan kami kembangkan,” lanjutnya.
"Rusia juga akan meningkatkan kesiapan tempur triad nuklir."
Vladimir Putin menyoroti rudal jelajah hipersonik Zircon baru, yang dapat digunakan oleh angkatan laut Rusia mulai Januari 2023.
Baca juga: Rusia Kirim Bantuan Kemanusiaan 100.000 Dosis Vaksin Covid-19 Sputnik Light ke Djibouti
"Pada awal Januari, fregat Admiral Gorshkov akan dilengkapi dengan rudal hipersonik Zircon baru, yang tidak ada bandingannya di dunia," kata Putin, seperti diberitakan The Moscow Times.
Ia juga menegaskan, Rusia tidak berjuang setengah-setengah dalam mengembangkan militernya.
"Kami tidak membatasi pendanaan. Negara dan pemerintah memberikan semua yang diminta tentara, semuanya," tambah Putin.
Selama pertemuan itu, Vladimir Putin juga memberikan penghormatan pada tentara Rusia yang gugur di Ukraina.
Vladimir Putin menggambarkan konflik di Ukraina bukan salah Rusia, melainkan Ukraina dan sekutunya.
Ia juga menyebut konflik ini sebagai tragedi bersama.
“Apa yang terjadi, tentu saja, sebuah tragedi-tragedi kita bersama. Tapi itu bukan hasil dari kebijakan kita. Itu adalah hasil dari kebijakan negara ketiga,” kata Vladimir Putin.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-301: Zelensky akan Kunjungi Washington
Pangkalan militer baru Rusia di Ukraina
Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, mengatakan pasukan Rusia yang melancarkan kampanye militer di Ukraina menghadapi pasukan gabungan dari Barat yang telah memasok senjata dan bantuan keuangan ke Kyiv.
"Di Ukraina, prajurit Rusia menentang kekuatan gabungan Barat," kata Shoigu dalam pertemuan Putin dengan petinggi militer Rusia, seperti diberitkan The Times of Israel.
Ia juga mengatakan Rusia berencana untuk menggunakan dua kota pelabuhan Ukraina di Laut Azov yang direbut pasukannya selama serangan itu.
“Pelabuhan di Berdyansk dan Mariupol berfungsi penuh. Kami berencana untuk mengerahkan pangkalan di sana untuk kapal pendukung, layanan penyelamatan darurat, dan unit perbaikan kapal angkatan laut,” kata Shoigu.
Sergei Shoigu juga mengusulkan penambahan personel di Ukraina menjadi 1,5 juta tentara.
“Perlu untuk meningkatkan jumlah pasukan bersenjata menjadi 1,5 juta prajurit, termasuk 695.000 tentara kontrak,” kata Shoigu kepada Putin.
Sebelumnya, Vladimir Putin telah menyetujui proposal tersebut pada rapat pertahanan.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina: Xi Jinping Ungkap Harapannya pada Pejabat Rusia agar Semua Pihak Menahan Diri
Situasi yang sulit di Ukraina
Sebelumnya, Vladimir Putin mengatakan situasi di empat wilayah Ukraina yang diklaim Rusia sebagai wilayahnya sedang menghadapi masa yang sangat sulit.
"Situasi di Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk, di wilayah Kherson dan Zaporizhzhia sangat sulit," katanya, Selasa (20/12/2022), seperti diberitakan The Japan Times.
Keputusan Putin untuk mengembangkan potensi militernya berhubungan dengan situasi yang sulit di Ukraina.
Putin juga sempat mengunjungi Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko, untuk pembicaraan kemitraan.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina