Panglima Rusia Sebut Situasi Garis Depan Mulai Stabil, Alihkan Fokus ke Donetsk
Panglima Rusia mengatakan situasi di garis depan mulai stabil. Fokus militer Rusia dialihkan pada pembebasan Donetsk. Rusia akui gunakan rudal.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Panglima militer Rusia Valery Gerasimov mengatakan pasukan Rusia akan fokus untuk menyelesaikan pembebasan Donetsk.
Donetsk adalah wilayah timur Ukraina yang diklaim Rusia telah dianeksasi.
“Situasi di garis depan telah stabil dan upaya utama pasukan kami sekarang difokuskan untuk menyelesaikan pembebasan wilayah Republik Rakyat Donetsk,” kata Valery Gerasimov dalam sebuah pengarahan, Kamis (22/12/2022).
Ia menambahkan, garis pertempuran membentang lebih dari 815 kilometer (506 mil).
"Angkatan bersenjata Rusia telah mencapai lebih dari 1.300 target kritis. Secara signifikan mengurangi potensi tempur angkatan bersenjata Ukraina,” katanya.
Baca juga: Presiden Rusia Vladimir Putin Ingin Segera Akhiri Perang di Ukraina
Valery Gerasimov mencatat rudal hipersonik digunakan untuk pertama kalinya dalam kondisi pertempuran, termasuk rudal Kinzhal.
“Kerusakan terus terjadi pada transportasi kritis dan infrastruktur energi jauh di dalam wilayah Ukraina,” tambahnya, seperti diberitakan The Moscow Times.
Sebelumnya, serangan balik Ukraina berhasil mendorong pasukan Rusia kembali ke Kharkiv utara dan wilayah Kherson selatan.
Setelahnya, pusat pertempuran telah bergerak ke arah timur di Bakhmut.
Rusia dihadapkan dengan serangkaian kekalahan yang memalukan.
Militer Rusia beralih untuk menghancurkan infrastruktur energi Ukraina, yang menyebabkan jutaan orang tanpa pemanas atau listrik saat musim dingin tiba.
Baca juga: AS Tuduh Tentara Wagner Rusia Terima Roket dan Rudal Korea Utara, Berpotensi Saingi Militer Rusia
Situasi yang sulit di Donetsk
Rusia saat ini menghadapi situasi yang sulit di empat wilayah yang telah diklaim dari Ukraina.
Keempat wilayah tersebut adalah Donetsk dan Luhansk, Kherson dan Zaporizhzhia.
Donetsk menjadi kota yang saat ini sedang dipertahankan oleh Rusia.
Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya memerintahkan militer Rusia agar meningkatkan kekuatan militer di empat wilayah tersebut.
Selain itu, Vladimir Putin juga menginstruksikan layanan khusus keamanan untuk menjaga kontrol terhadap masyarakat di masing-masing wilayah yang telah dikuasai.
"Ya, sekarang sulit bagi Anda. Situasi di Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk, di wilayah Kherson dan Zaporizhzhia sangat sulit," kata Vladimir Putin, dikutip dari The Japan Times.
Baca juga: Zelensky Sumringah, Usai Melawat Gedung Putih Ukraina Dapat Paket Pertahanan Rp 28 Triliun
Pertemuan Vladimir Putin dengan Presiden Belarusia
Bersamaan dengan pengumuman situasi sulit di empat wilayah yang dianeksasi dari Ukraina, Vladimir Putin mengunjungi sekutunya, Presiden Belarusia Alexander Lukashenko.
Ukraina khawatir pertemuan ini membahas keterlibatan Belarusia dalam perluasan serangan Rusia di Ukraina.
Namun, Belarusia dan Rusia menyangkal tuduhan dari Ukraina.
Meski demikian, kedekatan militer Rusia dan Belarusia telah terlihat dari pasukan Rusia yang melakukan latihan gabungan dengan Belarusia pada Oktober 2022.
Latihan militer gabungan Rusia-China
Dalam pengarahan itu, Valery Gerasimov juga membahas latihan angkatan laut bersama China.
Latihan militer gabungan ini sebagai tanggapan atas sikap militer AS yang semakin agresif di kawasan Asia-Pasifik, seperti diberitakan The Moscow Times.
"Kerja sama ini merupakan reaksi alami terhadap peningkatan agresif potensi militer AS di kawasan itu."
"Latihan yang kami lakukan sangat sesuai dengan hukum internasional," kata Gerasimov setelah Rusia mengumumkan pengiriman beberapa kapal perang untuk bergabung dalam perang.
Latihan militer gabungan itu dilakukan di lepas pantai China pada tanggal 21-27 Desember 2022.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina