Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Melawan Tren, Selandia Baru Takkan Wajibkan Pelancong China Tunjukkan Hasil Tes Covid

Selandia Baru tampil melawan tren yang sedang terjadi di sejumlah negara dengan tidak mewajibkan pelancong dari China menunjukkan hasil tes Covid.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Melawan Tren, Selandia Baru Takkan Wajibkan Pelancong China Tunjukkan Hasil Tes Covid
Freepik
Ilustrasi Covid-19. - Selandia Baru tampil melawan tren yang sedang terjadi di sejumlah negara dengan tidak mewajibkan pelancong dari China menunjukkan hasil tes Covid. 

TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Selandia Baru mengumumkan tidak akan mewajibkan pelancong dari China melakukan tes Covid-19 pada saat kedatangan.

Kebijakan ini melawan tren yang sedang terjadi di sejumlah negara.

Menteri Covid-19 Selandia Baru, Ayesha Verrall mengatakan penilaian risiko kesehatan masyarakat menyimpulkan pelancong dari China tidak akan berkontribusi secara signifikan terhadap jumlah kasus di Selandia Baru.

"Risiko kesehatan masyarakat di Selandia Baru sangat kecil," ucap menteri tersebut.

"Pejabat melakukan penilaian risiko kesehatan masyarakat skenario jumlah kasus potensial di antara pelancong dari China," imbuhnya.

"Ini mengonfirmasi bahwa pengunjung ini tidak akan berkontribusi secara signifikan terhadap jumlah kasus Covid kami yang berarti pembatasan masuk tidak diperlukan atau dibenarkan," bebernya.

Baca juga: Dikomplain Beijing, AS Membela Diri: Tes Covid-19 untuk Turis China Sesuai Kajian Ilmiah

Dilansir Al Jazeera, pihak berwenang meminta beberapa pelancong dari China untuk melakukan tes sukarela untuk mengumpulkan lebih banyak data.

Berita Rekomendasi

Hal tersebut menurut Verrall mencerminkan keprihatinan Selandia Baru bersama Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang kurangnya informasi yang dibagikan oleh China.

Sejumlah negara, termasik Australia, Inggris Raya, dan Amerika Serikat (AS) mewajibkan pelancong dari China menunjukkan hasil tes Covid-19 negatif.

Pemerintah khawair tentang skala wabah dan skeptisisme terhadap statistik kesehatan Beijing.

China mengkritik langkah-langkah ini sebagai tindakan diskriminatif.

Negara-negara Uni Eropa mendukung pengujian Covid

Pejabat kesehatan dari 27 anggota Uni Eropa akan bertemu pada hari Rabu untuk membangun tanggapan terkoordinasi terhadap implikasi peningkatan perjalanan dari China.

Baca juga: China Protes Keras Warganya yang Melancong ke Luar Negeri Diperlakukan Diskriminatif

Pasien dengan tandu terlihat di rumah sakit Tongren di Shanghai pada 3 Januari 2023. - Seorang dokter senior di Rumah Sakit Ruijin Shanghai mengatakan 70 persen populasi kota besar itu mungkin telah terinfeksi Covid-19 selama lonjakan besar kasus di China, lapor media pemerintah pada 3 Januari. (Photo by Hector RETAMAL / AFP)
Pasien dengan tandu terlihat di rumah sakit Tongren di Shanghai pada 3 Januari 2023. - Seorang dokter senior di Rumah Sakit Ruijin Shanghai mengatakan 70 persen populasi kota besar itu mungkin telah terinfeksi Covid-19 selama lonjakan besar kasus di China, lapor media pemerintah pada 3 Januari. (Photo by Hector RETAMAL / AFP) (AFP/HECTOR RETAMAL)

Sebagian besar negara UE mendukung pengujian COVID pra-keberangkatan untuk pelancong dari China, kata Komisi Eropa pada Selasa (3/1/2023).

China, yang sebagian besar tertutup dari dunia sejak pandemi dimulai pada akhir 2019.

Beijing akan berhenti mewajibkan pelancong yang datang untuk karantina mulai 8 Januari.

Semua kedatangan internasional di Selandia Baru diminta untuk melakukan tes jika mereka menunjukkan gejala.

Selandia Baru juga menyediakan tes gratis di bandara.

Saat China bersiap untuk mencabut pembatasan perbatasannya sendiri pada 8 Januari mendatang, berikut adalah negara-negara yang jusru mengumumkan pembatasan di negara mereka terhadap pelancong dari China, dikutip dari Time:

Baca juga: Uni Eropa Tawarkan Vaksin Covid-19 Gratis ke China Saat Wabah Melonjak

1. Italia

Italia termasuk negara pertama yang mengumumkan persyaratan masuk baru bagi pelancong yang datang dari China.

Menteri kesehatannya mengumumkan pada 28 Desember bahwa semua penumpang maskapai akan dikenakan pengujian Covid-19 wajib pada saat kedatangan.

2. Amerika Serikat

Pada 28 Desember, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit mengumumkan bahwa AS akan mewajibkan pelancong yang datang dari China, Hong Kong, dan Makau untuk menunjukkan tes negatif COVID-19.

Tes negatif harus didapatkan tidak lebih dari dua hari sebelum keberangkatan.

Pembatasan baru, yang mulai berlaku pada 3 Januari, terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran atas kurangnya transparansi China atas wabahnya.

3. Perancis

Mulai 5 Januari, pemerintah Prancis mengumumkan akan mewajibkan pelancong dari China untuk menunjukkan tes COVID-19 negatif tidak kurang dari 48 jam sebelum keberangkatan.

Penumpang juga akan diminta untuk memakai masker dalam penerbangan dan menjalani tes acak pada saat kedatangan.

4. Inggris

Mulai 5 Januari, pelancong dari China ke Inggris akan diminta untuk menunjukkan tes COVID-19 negatif yang dilakukan tidak lebih dari dua hari sebelum keberangkatan.

Selain itu, sampel penumpang juga akan diuji pada saat kedatangan.

Baca juga: Perusahaan Induk Tiktok Lakukan PHK, Pecat Ratusan Karyawan di Kantor China

Tokyo, Jepang menjadi destinasi paling banyak dituju wisatawan setelah pandemi Covid-19 mereda.
Tokyo, Jepang menjadi destinasi paling banyak dituju wisatawan setelah pandemi Covid-19 mereda. (istimewa)

5. Spanyol

Mulai 3 Januari, pemerintah Spanyol akan mewajibkan pelancong yang datang dari China untuk memberikan tes COVID-19 negatif atau bukti vaksinasi.

Untuk vaksinasi, Madrid mengatakan akan menerima vaksin apa pun yang diakui oleh Organisasi Kesehatan Dunia, termasuk Sinovac dan Sinopharm buatan China.

6. Australia

Mulai 5 Januari, orang yang bepergian dari China, Hong Kong, dan Makau ke Australia akan diminta untuk menunjukkan tes COVID-19 negatif yang dilakukan dalam waktu 48 jam sebelum perjalanan.

“Ini adalah tindakan sementara yang mencerminkan kurangnya informasi komprehensif saat ini tentang situasi di China,” kata Menteri Kesehatan Australia Mark Butler.

7. Kanada

Mulai 5 Januari, semua pelancong udara di atas usia dua tahun yang tiba dari China, Hong Kong, dan Makau akan diminta untuk memberikan tes COVID-19 negatif tidak lebih dari dua hari sebelum keberangkatan mereka atau bukti infeksi COVID-19 baru-baru ini.

Langkah-langkah tersebut akan dinilai kembali setelah 30 hari, menurut badan kesehatan masyarakat Kanada.

Memakai masker dalam penerbangan akan sangat disarankan, tetapi tidak wajib.

8. Jepang

Jepang, yang merupakan salah satu negara pertama yang memberlakukan persyaratan masuk baru, mulai 30 Desember mewajibkan semua pelancong dari China (tidak termasuk Hong Kong dan Makau) untuk melakukan pengujian pada saat kedatangan.

Mereka yang dites positif akan diminta untuk karantina selama tujuh hari.

9. Korea Selatan

Mulai 5 Januari, pelancong dari China akan diminta untuk menjalani tes COVID-19 sebelum dan setelah tiba di negara itu, pemerintah mengumumkan pada 30 Desember.

Baca juga: Dunia Hari Ini: Tanggapan China Soal Aturan Tes COVID Bagi Warganya

10. India

Mulai 1 Januari, India mengumumkan akan mewajibkan pelancong yang tiba dari China dan Hong Kong, serta Jepang, Korea Selatan, Singapura, dan Thailand, untuk memberikan bukti tes COVID-19 negatif tidak lebih dari 72 jam sebelum keberangkatan.

11. Malaysia

Pada 30 Desember, pemerintah Malaysia mengumumkan akan mulai menyaring semua pelancong yang masuk dari China dan tempat lain yang mengalami demam.

12. Israel

Israel mengumumkan pada 30 Desember bahwa semua pelancong non-Israel yang datang dari China akan menjalani tes PCR pra-penerbangan yang dilakukan dalam waktu 72 jam sebelum keberangkatan.

13. Qatar

Mulai 3 Januari, semua pelancong dari China harus menyerahkan tes COVID-19 negatif dalam waktu 48 jam setelah keberangkatan, terlepas dari status vaksinasi mereka.

14. Maroko

Mulai 3 Januari, semua pelancong dari China tanpa memandang kewarganegaraan akan dilarang memasuki Maroko.

Pengumuman ini adalah tindakan paling ketat yang pernah dilakukan oleh negara mana pun dalam menanggapi lonjakan kasus di China.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas