Menteri Luar Negeri Turki dan UEA Kecam Kunjungan Menteri Nasional Israel ke Masjid Al Aqsa
Menteri Luar Negeri Turki dan UEA kecam kunjungan Menteri Nasional Israel ke masjid Al Aqsa yang dinilai dapat memicu kekhawatiran di Palestina.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengadakan pembicaraan melalui telepon dengan Menteri Luar Negeri dan Kerja sama Internasional Uni Emirat Arab (UEA) Sheikh Abdullah bin Zayed bin Sultan Al Nahyan.
Kedua menteri membahas situasi di Afghanistan dan Masjid Al-Aqsa, menurut pemberitaan Kementerian Luar Negeri Turki, Rabu (4/1/2023).
Mereka membahas tentang kunjungan Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir ke Masjid Al-Aqsa pada hari Selasa (3/1/2023).
Mereka juga membahas larangan Taliban terhadap akses pendidikan dan pengucilan kepada perempuan.
Mevlut Cavusoglu menegaskan kembali seruan Turki untuk pencabutan larangan pendidikan di Afghanistan.
Baca juga: Pasukan Israel Tembak Mati 2 Pria Palestina di Kota Jenin Tepi Barat
Ia juga menyoroti pentingnya upaya sinkronisasi, khususnya melalui Organisasi Kerjasama Islam (OKI) untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Sementara itu, Al Nahyan menegaskan pelarangan pendidikan dan bekerja terhadap perempuan telah melanggar hak asasi manusia.
Menteri Luar Negeri UEA menekankan bahwa Islam memberikan perhatian yang signifikan kepada wanita, memberi mereka posisi istimewa, dan melindungi hak-hak mereka.
Ia menegaskan perlunya menjamin hak-hak perempuan dan partisipasinya dalam kehidupan.
Cavusoglu dan Al Nahyan menekankan kebutuhan untuk memberikan perlindungan penuh untuk Masjid Al-Aqsa dan menghentikan pelanggaran serius dan provokatif yang terjadi di sana.
Kedua menteri juga menegaskan kecaman mereka atas penyerbuan menteri Israel ke Masjid Al-Aqsa, seperti diberitakan Daily Sabah.
Baca juga: Bandara Damaskus Dibuka Kembali setelah Serangan Israel Tewaskan Tentara Suriah
Kunjungan tersebut mereka khawatirkan bertujuan untuk mengubah status quo tempat suci itu.
Mereka menyoroti perlunya perlindungan penuh Al-Aqsa dan penghentian pelanggaran serius dan provokatif terhadapnya.
Keduanya meminta otoritas Israel untuk memenuhi tanggung jawab mereka untuk mengurangi eskalasi dan ketidakstabilan di wilayah tersebut, seperti diberitakan Al Jazeera.
Kunjungan itu terjadi selama 13 menit dan dilakukan saat hanya ada sedikit orang yang berada di masjid.
Masjid Al Aqsa adalah situs tersuci ketiga Islam setelah Mekkah dan Madinah, hanya umat Islam yang diperbolehkan beribadah di bawah status quo.
Ekstrem kanan Israel telah berusaha untuk mengubah ini dan mengizinkan doa Yahudi di situs tersebut.
Banyak sayap kanan Israel telah menyerukan agar sebuah kuil Yahudi dibangun di sana menggantikan Masjid Al-Aqsa.
Masuknya mantan Perdana Menteri Israel Ariel Sharon ke situs tersebut pada tahun 2000 memicu Intifada Palestina kedua atau pemberontakan.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Konflik Israel dan Palestina