TRIBUNNEWS.COM - Anggota Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyuarakan keprihatinan terhadap situasi di Masjid Al Aqsa, Yerusalem.

Dewan Keamanan PBB juga menekankan pentingnya mempertahankan status quo kompleks Al Aqsa.

Namun, badan tersebut tidak melakukan tindakan apapun ketika Menteri Keamanan Israel, Itamar Ben-Gvir melakukan kunjungan kontroversial ke situs tersebut.

Para pemimpin Palestina menyebut kedatangan Gvir ke Al Aqsa sebagai bentuk provokasi yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Dikutip Al Jazeera, status quo Al Aqsa hanya mengizinkan situs itu dipakai untuk beribadah umat Islam.

Baca juga: Dunia Hari Ini: Kegaduhan Akibat Menteri Israel Kunjungi Al-Aqsa

Al Aqsa merupakan tempat suci ketiga bagi umat Islam, setelah Mekkah dan Madinah.

Situs tersebut juga dipuja oleh orang Yahudi dengan menyebutnya sebagai Temple Mount.

Kelompok sayap kanan Israel sudah lama berusaha mengubah status quo Al Aqsa dan mengizinkan umat Yahudi beribadah di situs itu.

Utusan PBB Palestina Riyad Mansour mendorong Dewan Keamanan pada Kamis (5/1/2023) untuk mengambil tindakan terhadap Israel atas tindakan provokatif Ben-Gvir.

“Garis merah apa yang Israel perlu lewati agar Dewan Keamanan akhirnya mengatakan, cukup sudah?" tanya Mansour kepada 15 anggota dewan.

Baca juga: Menteri Luar Negeri Turki dan UEA Kecam Kunjungan Menteri Nasional Israel ke Masjid Al Aqsa

Sementara itu, seorang pejabat senior urusan politik PBB, Khaled Khiari mengatakan, itu adalah kunjungan pertama ke situs tersebut oleh seorang menteri kabinet Israel sejak 2017.

Arab Saudi mengutuk kunjungan itu sebagai "tindakan provokatif".

Pihak terkait mengatakan Ben-Gvir telah "menyerbu" kompleks masjid al-Aqsa.

Pemerintah Amerika Serikat, sekutu terkuat Israel, telah menghubungi PM Netanyahu untuk menjaga komitmen pada status quo kesucian Yerusalem.

Washington juga memperingatkan tindakan sepihak yang merusak hal itu tidak akan diterima.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)