Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Klaim Bunuh 25 Milisi Taliban, Pangeran Harry Dianggap Telah Berbalik 'Melawan Militer'

Pensiunan Komandan Kolonel Collins mengutuk buku tersebut dengan menyebutnya sebagai 'penipuan penghasil uang yang tragis'.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Klaim Bunuh 25 Milisi Taliban, Pangeran Harry Dianggap Telah Berbalik 'Melawan Militer'
via Mirror
Memoar Pangeran Harry yang berjudul Spare. Dalam memoarnya, Harry yang bergelar Duke of Sussex itu menggambarkan pembunuhan 25 pejuang Taliban di Afghanistan sebagai 'bidak catur yang diambil dari papan'. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Seorang pensiunan Komandan militer Inggris menuduh Pangeran Harry 'melawan keluarga militernya' setelah 'menghancurkan keluarga kandungnya'.

Dalam memoarnya, Harry yang bergelar Duke of Sussex itu menggambarkan pembunuhan 25 pejuang Taliban di Afghanistan sebagai 'bidak catur yang diambil dari papan'.

Mantan Kolonel Tim Collins mengatakan bahwa itu 'bukan cara yang benar dalam berperilaku di ketentaraan'.

Dikutip dari laman BBC News, Sabtu (7/1/2023), Pangeran Harry memberikan perincian tentang masa tugasnya sebagai pilot helikopter di Afghanistan dalam memoarnya Spare.

BBC News pun telah memperoleh salinan buku tersebut setelah dijual lebih awal di Spanyol.

Di dalamnya, suami Meghan Markle itu mengungkapkan untuk kali pertama bahwa ia membunuh 25 pejuang musuh, yang sangat mungkin terjadi setelah dua penugasan di wilayah Helmand di negara itu.

Berita Rekomendasi

"Itu bukan statistik yang membuat saya bangga, namun juga tidak membuat saya malu. Ketika saya terjun ke dalam cuaca panas dan kebingungan di pertempuran, saya tidak menganggap mereka sebagai 25 orang. Anda tidak dapat membunuh orang jika anda melihat mereka sebagai manusia," tegas Harry.

Harry pun menggambarkan mereka yang dibunuhnya sebaga bidak catur yang memang harus disingkirkan dari papan sebelum mereka menyerang bidak catur lainnya.

"Sebenarnya, anda tidak bisa menyakiti orang jika anda melihat mereka sebagai manusia. Mereka adalah bidak catur yang diambil dari papan, orang jahat yang dihilangkan sebelum mereka membunuh orang baik.

Baca juga: Klaim Pangeran Harry Bunuh 25 Pejuang Kelompok Militan Bikin Taliban Murka

"Mereka melatih saya untuk 'berbeda' dengan mereka dan mereka melatih saya dengan baik," jelas Harry.

Menanggapi komentar Sang Pangeran, seorang Pemimpin senior Taliban, Anas Haqqani menuliskan cuitannya di Twitter dan menyindir bahwa yang dibunuh oleh putra bungsu Raja Charles III itu adalah manusia yang sedang ditunggu oleh keluarga mereka.

"Tuan Harry, yang anda bunuh bukanlah bidak catur, mereka adalah manusia, mereka memiliki keluarga yang menunggu kepulangan mereka," cuit Haqqani.

Haqqani pun kembali menyindir bahwa celotehan Harry yang mengklaim telah membunuh pejuang Taliban tentu tidak akan membuat cucu kesayangan mendiang Ratu Elizabeth II itu dihukum.

"Saya tidak berharap (Pengadilan Pidana Internasional) akan memanggil anda atau para Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) akan menghukum anda, karena mereka tuli dan buta untuk bisa menghukum anda," jelas Haqqani.

Berbicara kepada Forces News, pensiunan Komandan Kolonel Collins mengutuk buku tersebut dengan menyebutnya sebagai 'penipuan penghasil uang yang tragis'.

Mengacu pada kesempatan bagi Pangeran Harry untuk membunuh 25 pejuang musuh, Kolonel Collins menegaskan bahwa 'itu bukan cara anda berperilaku di Angkatan Darat Inggris, itu bukan cara kami berpikir'.

"Dia (Harry) telah menurunkan sisinya dengan buruk. Kami tidak membuat takik pada popor senapan, kami tidak pernah melakukannya," tegas Collins.

Mantan kolonel yang mendapatkan ketenaran di seluruh dunia untuk pidato menjelang pertempuran dengan pasukan di Irak itu mengatakan bahwa Harry kini telah berbalik melawan keluarga lain, keluarga militernya.

"Keluarga militer yang pernah memeluknya setelah ia menghancurkan keluarga kandungnya," papar Collins.

Baca juga: Pangeran Harry Akui Bunuh 25 Orang di Afghanistan selama Jadi Pilot Militer Inggris

Collins pun menuduh Pangeran Harry memilih jalan 'alien' dan 'mengejar kekayaan yang sebenarnya tidak ia butuhkan'.

"Pada akhirnya, saya hanya melihat kekecewaan dan kesengsaraan dalam upayanya mengejar kekayaan yang tidak ia butuhkan, serta penolakannya terhadap keluarga dan cinta persahabatan yang sebenarnya sangat ia butuhkan," tegas Collins.

Sementara itu, mantan Perwira Militer Inggris Kolonel Richard Kemp, yang dikirim ke Kabul, Afghanistan pada 2003 lalu untuk memimpin pasukannya di Afghanistan, mengatakan bahwa pernyataan Harry ini 'tidak biasa'.

Namun ia tidak mempermasalahkan sikap Pangeran Harry yang mengungkapkan jumlah musuh yang telah dibunuh.

Dirinya mengatakan bahwa tentara memang berbicara tentang orang-orang yang telah mereka bunuh atau lukai secara pribadi.

Ini terkadang dianggap sebagai 'cara untuk menghilangkan tekanan setelah periode pertempuran'.

Kendati demikian, mengenai pengakuan bahwa gerilyawan Taliban yang terbunuh adalah bidak catur, Kolonel Kemp mengatakan komentar semacam itu dapat memberikan 'propaganda kepada musuh'.

Ia menambahkan bahwa pernyataan itu mungkin telah merusak keamanan Pangeran Harry dan dapat memprovokasi orang untuk melakukan aksi balas dendam.

"Mereka selalu ingin meradikalisasi orang serta merekrut orang, dan kami telah melihat bagaimana Taliban memanfaatkannya," kata Kemp.

Perlu diketahui, Pangeran Harry secara singkat menjabat sebagai pengontrol udara depan di Angkatan Darat yang menyerukan serangan, sebelum menerbangkan helikopter Apache dalam tur keduanya yang lebih lama.

Sebelumnya, Amerika Serikat (AS) dan sekutu NATO-nya menginvasi Afghanistan pada Oktober 2001 untuk menggulingkan Taliban, yang menurut mereka telah menyembunyikan Osama Bin Laden dan tokoh al-Qaeda lainnya yang terkait dengan serangan 9/11 atau 11 September.

Ben McBean, yang kehilangan lengan dan kakinya saat melayani Marinir Kerajaan di Afghanistan serta digambarkan oleh Pangeran Harry sebagai pahlawan setelah mereka bertemu di beberapa acara pun meminta keturunan Kerajaan Inggris itu untuk 'tutup mulut'.

Ia menuliskan cuitannya di Twitter untuk meminta adik dari Prince of Wales Pangeran William itu untuk berhenti bicara hal-hal yang tidak diperlukan.

"Aku menyayangi anda #PrinceHarry, namun anda harus tutup mulut. Jika sekeliling anda itu adalah orang baik, maka ia akan menyuruh anda untuk berhenti (berbicara)," cuit McBean.

Prajurit lainnta yang masih bertugas turut mengatakan bahwa komentar Harry 'sangat tidak mencerminkan seorang tentara'.

Harry dalam perannya sebagai pilot helikopter akan memiliki pandangan yang lebih baik dibandingkan kebanyakan dari kokpitnya, melihat individu dari dekat menggunakan sensor dan layar.

Ia juga akan melihat dampak dari meriam dan misil api nerakanya, meskipun gambaran kejelasan itu akan segera dikaburkan oleh debu dan ia akan dapat meninjau rekaman dari kokpit.

Kendati demikian, tidak mungkin untuk menghitung jumlah mayat di tanah atau membedakan antara seseorang yang terluka maupun terbunuh.

Perdana Menteri Rishi Sunak mengatakan bahwa ia tidak akan menanggapi kelayakan klaim 25 pembunuhan yang disebutkan Harry.

Namun menekankan bahwa dirinya 'sangat berterima kasih kepada angkatan bersenjata Inggris'

Saat ditanya tentang jumlah pembunuhan yang diklaim Sang Pangeran, Seorang Juru bicara Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan bahwa 'Kami tidak mengomentari rincian operasional untuk alasan keamanan'.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas