Igor Konashenkov: Rusia Lenyapkan 600 Tentara Ukraina dalam Serangan Balasan di Kramatorsk
Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia Letnan Jenderal Igor Konashenkov mengatakan pasukannya melenyapkan lebih dari 600 tentara Ukraina.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia,Letnan Jenderal Igor Konashenkov mengatakan pasukannya melenyapkan lebih dari 600 tentara Ukraina.
Serangan roket besar-besaran menghantam pangkalan sementara di Kramatorsk, Minggu (8/1/2023).
"Akibat serangan roket besar-besaran di pangkalan sementara unit Ukraina, lebih dari 600 prajurit Ukraina tewas," paparnya.
Dikutip TASS, lebih dari 700 prajurit Ukraina berada di asrama No 28.
"Lebih dari 600 lainnya berada di asrama No 47 di Kramatorsk," jelas Konashenkov.
Baca juga: Rusia Klaim Tewaskan 600 Tentara Ukraina di Kramatorsk, Kyiv: Hanya Infrastruktur Sipil yang Rusak
Juru bicara tersebut menerangkan serangan terhadap angkatan bersenjata Ukraina merupakan bagian dari operasi pembalasan.
"Menanggapi serangan ilegal yang dilakukan rezim Kyiv di pangkalan militer semetara Rusia di pemukiman Makiivka, Republik Rakyat Donetsk (DPR) pada menit pertama Januari 2023, komando kelompok gabungan pasukan militer Rusia melakukan operasi pembalasan," bebernya.
Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan 89 prajurit Presiden Vladimir Putin tewas akibat serangan enam roket HIMARS Ukraina.
Serangan di Makiivka
Diwartakan Al Jazeera, rekaman yang belum dikonfirmasi beredar di media sosial konon menunjukkan penduduk menonton pidato tengah malam Presiden Rusia Vladimir Putin sebelum berlari mencari perlindungan saat rudal menghantam tanah di dekatnya.
Baca juga: Ukraina Jatuhkan Sanksi ke Puluhan Artis dan Tokoh Masyarakat Rusia
Foto-foto Reuters dari tempat kejadian menunjukkan sisa-sisa sekolah yang hancur.
Ukraina telah mengklaim jumlah korban yang jauh lebih tinggi, mengatakan bahwa sekitar 400 orang meninggal.
Dikutip The Guardian, sebuah laporan dari Institute for the Study of War (ISW) menyebut serangan Ukraina di Makiivka membuat kepemimpinan militer Rusia menerima kritikan signifikan.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)