1.500 Pendukung Jair Bolsonaro Ditahan Usai Serbu Ibu Kota Brasil
Sementara Jair Bolsonaro dilaporkan dirawat di rumah sakit Florida, Amerika Serikat, pada Senin (9/1/2023) karena sakit perut.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, BRASILIA - Sebanyak 1.500 pendukung mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro ditangkap setelah menyerbu gedung-gedung penting di ibu kota negara itu, Brasilia, pada akhir pekan kemarin.
Sementara Jair Bolsonaro dilaporkan dirawat di rumah sakit Florida, Amerika Serikat, pada Senin (9/1/2023) karena sakit perut.
Melansir dari Reuters, Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva, yang mulai menjabat pada 1 Januari setelah mengalahkan Bolsonaro dalam pemilihan presiden Oktober, berjanji akan membawa mereka yang terlibat kerusuhan ke pengadilan.
Baca juga: Jair Bolsonaro Tinggalkan Brasil Jelang Pelantikan Lula da Silva
Pada Minggu (8/1/2023), massa yang marah mengamuk di Kongres, Mahkamah Agung, dan kantor kepresidenan Brasil, menghancurkan jendela, furnitur, dan karya seni dalam serangan terburuk terhadap institusi negara itu sejak Brasil kembali ke demokrasi pada 1980-an.
Bolsonaro, yang terbang ke Amerika Serikat beberapa hari sebelum masa jabatannya berakhir, pergi ke rumah sakit di Orlando pada Senin karena mengeluh sakit usus terkait penusukan yang dideritanya selama kampanye pemilu 2018.
Dokter yang menangani Bolsonaro mengatakan dia mengalami penyumbatan usus yang tidak serius dan kemungkinan besar tidak memerlukan pembedahan.
Dalam sebuah wawancara dengan CNN Brasil, Bolsonaro mengatakan dia berencana untuk tinggal di Amerika Serikat hingga akhir Januari, namun sekarang dia akan kembali ke Brasil lebih cepat untuk menemui dokternya.
"Saya bermaksud mengajukan kepulangan saya karena di Brasil para dokter sudah mengetahui masalah obstruksi usus saya akibat luka tusukan itu," kata Bolsonaro, menurut laporan di situs CNN Brasil.
Keberadaan Bolsonaro di Amerika Serikat mulai dipertanyakan, di mana dia bepergian dengan visa yang dikeluarkan untuk kepala negara, diplomat, dan pejabat pemerintah lainnya.
Baca juga: Jair Bolsonaro Salahkan Bug setelah Presiden da Silva Menang di Pemilu Pilpres Brazil
Anggota parlemen Partai Demokrat di Kongres AS, Joaquin Castro, mengatakan Amerika Serikat tidak boleh memberikan perlindungan kepada "otoriter yang telah menginspirasi terorisme domestik" dan harus mengirim Bolsonaro kembali ke Brasil.
Sementara itu, Pemerintah AS menolak mengomentari status visa Bolsonaro saat ini.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan seseorang yang masuk dengan visa pejabat asing harus meninggalkan negara itu dalam waktu 30 hari atau mengajukan perubahan status imigrasi jika mereka tidak lagi terlibat dalam bisnis resmi.
Kondisi di Brasil
Memulihkan ketertiban di Brasilia, tentara yang dibantu polisi Brasil pada Senin membongkar kamp di seberang markas tentara tempat para pendukung Bolsonaro melakukan protes sejak kekalahan mantan presiden Brasil itu.