Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Eks Penasihat Menteri Pertahanan Iran Divonis Hukuman Mati, Dituduh Jadi Mata-mata Inggris

Mantan penasihat Menteri Pertahanan Iran divonis hukuman mati karena dituduh menjadi mata-mata Inggris. Ia dituduh menyebarkan informasi rahasia.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Eks Penasihat Menteri Pertahanan Iran Divonis Hukuman Mati, Dituduh Jadi Mata-mata Inggris
Twitter/HRANA_English
Mantan penasihat Menteri Pertahanan Iran, Alireza Akbari, yang dijatuhi hukuman mati oleh Pengadilan Iran. 

TRIBUNNEWS.COM - Mantan penasihat Menteri Pertahanan Iran, Alireza Akbari dijatuhi hukuman mati karena dugaan spionase untuk Inggris.

Pengadilan Iran telah memvonis hukuman mati pada Alireza Akbari, Rabu (11/1/2023).

Badan intelijen Iran menggambarkan Alireza Akbari sebagai salah satu agen paling penting dari dinas intelijen Inggris, yang mengumpulkan data penting tentang Iran untuk diteruskan ke luar negeri.

Menurut Badan Intelijen Iran, Alireza Akbari memiliki akses ke data rahasia.

Ia dituduh secara teratur menyerahkannya ke dinas intelijen Inggris.

Baca juga: Beri Bantuan Militer ke Rusia, Belarusia dan Iran Kena Perluasan Sanksi Uni Eropa

Setelah vonis mati awal, Alireza Akbari mengajukan banding, yang kemudian ditolak dan keputusan itu ditegakkan.

Laporan itu tidak mengatakan kapan hukuman awal berlangsung.

Berita Rekomendasi

BBC Internasional mengatakan, anggota keluarga Alireza Akbari telah dipanggil ke penjaranya untuk kunjungan terakhir pada hari Rabu (11/1/2023).

Menurut BBC, Akbari memiliki kewarganegaraan ganda, yaitu berkewarganegaraan Iran dan Inggris.

Alireza Akbari membantah melakukan kesalahan.

Ia telah ditahan sekitar 10 bulan lalu dan disiksa saat dalam tahanan.

Seorang pengunjuk rasa memegang potret Mahsa Amini selama demonstrasi mendukung Amini, seorang wanita muda Iran yang meninggal setelah ditangkap di Teheran oleh polisi moral Republik Islam, di jalan Istiklal di Istanbul pada 20 September 2022. Amini (22) saat itu melakukan kunjungan bersama keluarganya ke ibukota Iran ketika dia ditahan pada 13 September oleh unit polisi yang bertanggung jawab untuk menegakkan aturan berpakaian ketat Iran untuk wanita, termasuk mengenakan jilbab di depan umum. Amini dinyatakan meninggal pada 16 September oleh televisi pemerintah setelah menghabiskan tiga hari dalam keadaan koma.
Seorang pengunjuk rasa memegang potret Mahsa Amini selama demonstrasi mendukung Amini, seorang wanita muda Iran yang meninggal setelah ditangkap di Teheran oleh polisi moral Republik Islam, di jalan Istiklal di Istanbul pada 20 September 2022. Amini (22) saat itu melakukan kunjungan bersama keluarganya ke ibukota Iran ketika dia ditahan pada 13 September oleh unit polisi yang bertanggung jawab untuk menegakkan aturan berpakaian ketat Iran untuk wanita, termasuk mengenakan jilbab di depan umum. Amini dinyatakan meninggal pada 16 September oleh televisi pemerintah setelah menghabiskan tiga hari dalam keadaan koma. (OZAN KOSE / AFP)

Baca juga: Iran Kembali Jatuhkan Hukuman Mati Kepada Tiga Pengunjuk Rasa Di Tengah Kritik Internasional

Tanggapan Inggris

Menteri luar negeri Inggris, James Cleverly, menyebut eksekusi yang direncanakan itu bermotif politik dan menuntut pembebasan segera Akbari.

“Ini adalah tindakan bermotivasi politik oleh rezim barbar yang sama sekali mengabaikan nyawa manusia,” tulis Cleverly di Twitter-nya, @JamesCleverly, Rabu (11/1/2023).

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas