Aktivis Greta Thunberg Dibawa Polisi saat Lakukan Protes di Tambang Batu Bara, Tampak Tersenyum
Aktivis lingkungan Greta Thunberg diseret polisi keluar dari tempat aksi protes menentang perluasan tambang batu bara, ia tampak tersenyum saat difoto
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Polisi Jerman menangkap aktivis lingkungan Greta Thunberg pada Selasa (17/1/2023), di tengah aksi demonstrasi penolakan perluasan tambang batu bara.
Greta Thunberg (20) dilepaskan tak lama kemudian, NBC News melaporkan.
Video dan foto beredar di media sosial memperlihatkan polisi dengan peralatan anti huru hara, menyeret Greta Thunberg dengan memegang lengan dan kakinya.
Aksi protes itu berlangsung di Lützerath, dekat tambang batu bara Garzweiler, Jerman.
Saat dibawa polisi, Greta Thunberg tampak tidak khawatir ataupun takut.
Foto-foto justru menunjukkan ia tersenyum.
Baca juga: Populer Internasional: Putin Undang Xi Jinping ke Rusia - Profil Aktivis Lingkungan Greta Thunberg
Greta Thunberg dan pengunjuk rasa lainnya "menyerbu" tepi tambang terbuka, yang curam dan berbahaya, kata seorang juru bicara polisi di kota Aachen, yang berbatasan dengan Belgia dan Belanda.
Thunberg dan pengunjuk rasa lainnya ditahan untuk identifikasi, kata polisi, menambahkan bahwa mereka belum ditangkap.
"Profil tinggi bukanlah carte blanche," kata seorang juru bicara polisi kepada Sky News Inggris ketika ditanya tentang penahanan Thunberg.
Baca juga: Profil Greta Thunberg, Aktivis Lingkungan yang Mencibir Andrew Tate setelah Pamer Mobil di Twitter
Setelah identitas mereka diperiksa, kelompok tersebut, termasuk Thunberg, dibebaskan, kata polisi.
Desa kecil itu telah menjadi pusat protes yang mengadu domba pemerintah dengan aktivis lingkungan.
Aktivis iklim mengatakan rencana perluasa tambang batu bara akan melepaskan gas rumah kaca dalam jumlah besar.
Hal itu akan melanggar komitmen Jerman terhadap kesepakatan iklim Paris 2015.
Sebelumnya, Greta Thunberg membagikan foto dan video protes yang sedang berlangsung selama akhir pekan.
"Kami saat ini berada di Lützerath, sebuah desa di Jerman yang terancam akan dihancurkan untuk perluasan tambang batu bara," tulisnya.
"Orang-orang menolak selama bertahun-tahun."
Siapa Greta Thunberg?
Mengutip natgeokids.com, Greta Thunberg adalah seorang aktivis lingkungan.
Ia lahir di Stockholm, Swedia, pada tahun 2003.
Saat berusia delapan tahun, ia mulai belajar tentang perubahan iklim.
Semakin dia belajar, semakin dia bingung mengapa begitu sedikit yang manusia dilakukan tentang lingkungan.
Pada usia 11 tahun, Greta menjadi sangat sedih dengan perubahan iklim sehingga dia berhenti berbicara untuk sementara.
Greta mengidap sindrom Asperger, suatu kondisi yang memengaruhi cara orang bersosialisasi.
Tapi Greta memandang kondisinya sebagai hal yang positif, menyebutnya sebagai "kekuatan super"!
Dia mengatakan kondisi itu membantunya melihat dunia dalam hitam dan putih, dan bahwa "tidak ada area abu-abu dalam hal perubahan iklim".
Pada Agustus 2018, Greta memutuskan untuk mengambil tindakan.
Alih-alih pergi ke sekolah, dia membuat poster besar bertuliskan 'MOGOK SEKOLAH UNTUK IKLIM', dan ia dengan tenang duduk di luar gedung parlemen Swedia.
Tujuannya adalah untuk membuat politisi memperhatikan dan bertindak untuk menghentikan pemanasan global.
Greta terinspirasi oleh aktivis remaja di Florida, AS, yang melakukan protes untuk mengakhiri kekerasan senjata.
Pemogokan Greta diliput oleh media Swedia, dan kabar tersebut mulai menyebar.
Tak lama kemudian, puluhan ribu siswa dari seluruh dunia bergabung dengan aksi #FridaysforFuture - bolos sekolah pada hari Jumat untuk memprotes perubahan iklim.
Pada bulan Maret 2019, juru kampanye iklim di seluruh dunia, dan terinspirasi oleh Greta, berkumpul untuk mengoordinasikan Serangan Global untuk Iklim yang pertama.
Lebih dari 1,6 juta orang dari 125 negara ambil bagian dalam program itu.
Sejak mogoknya dimulai, Greta kerap memberikan pidato yang membangkitkan semangat kepada politisi, parlemen Uni Eropa, parlemen Inggris, pengunjuk rasa dan banyak lagi.
Dia muncul di film dokumenter dan memiliki banyak buku dan artikel yang ditulis tentang dia.
Dia bahkan dinominasikan untuk Hadiah Nobel Perdamaian.
Pada Agustus 2019, Greta melakukan perjalanan dengan perahu bertenaga angin dan surya dari Plymouth, Inggris, ke New York, AS.
Perjalanan memakan waktu 15 hari.
Greta menyebut Rosa Parks, aktivis hak-hak sipil, sebagai salah satu inspirasi terbesarnya.
Pada 1950-an, Rosa memicu gerakan hak-hak sipil yang memperbaiki kehidupan dan pengobatan jutaan orang Afrika-Amerika.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)