Pangeran Arab Saudi Ingin Bangun Kasino dan Hotel untuk Turis Israel, Wanita Boleh Tak Berjilbab
Putra Mahkota Arab Saudi berencana membangun kasino dan hotel untuk turis Israel. Proyek ini mengizinkan turis wanita tak berjilbab dan pakai bikini.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Sri Juliati
Ia mengatakan wanita di sana dapat dengan bebas mengenakan bikini.
Senior Travel Trade Director, Loredana Pettinati, membahas proyek tersebut saat menyelenggarakan pengarahan tentang proyek di UEA di SLS Dubai Hotel & Residences untuk ruang pers, desainer, dan arsitek, seperti diberitakan Hotelier Middle East.
Loredana mengatakan proyek tersebut tidak akan membedakan antara pria dan wanita, tidak wajib mengenakan jilbab, dan bukti pernikahan tidak diperlukan untuk menemani seorang wanita atau memesan hotel.
"Tidak akan ada larangan bagi perempuan, di seluruh wilayah Arab Saudi," katanya.
"Bahkan jika Anda belum menikah, Anda tidak akan memiliki masalah dengan tinggal di hotel. Kami tidak akan bertanya kepada pria atau wanita apakah mereka sudah menikah atau tidak saat memesan hotel," tambahnya.
"Wanita akan bisa memakai bikini di Laut Merah," tegasnya.
Baca juga: Arab Saudi Turunkan Paket Layanan Haji 2023 hingga 30 Persen
Sejarah Pulau Tiran dan Sanafir
Mesir menyerahkan dua pulau kecil Laut Merah Tiran dan Sanafir, yang tidak berpenghuni tetapi memiliki nilai strategis utama, ke Arab Saudi pada tahun 2016.
Sebelumnya, Israel sempat menginvasi kedua pulau itu selama Krisis Suez 1956 yang terjadi di Mesir, seperti dijelaskan dalam laman Al Jazeera.
Setelah perang selama hampir satu dekade antara Israel dan Mesir yang berakhir pada tahun 1967, Israel mengembalikan pulau Sinai, Tiran, dan Sanafir ke Mesir.
Kemudian, pada tahun 2016, Mesir menyerahkan pulau Tiran dan Sanafir ke Arab Saudi, dengan syarat pengalihan kepemilikan kedua pulau itu tidak bertentangan dengan perjanjian damai antara Israel dan Mesir.
Pembukaan Pulau Tiran dan Sanafir untuk turis Israel menunjukkan keinginan Arab Saudi untuk meningkatkan langkah-langkah untuk lebih dekat dengan Israel.
Namun, visi ini akan diwujudkan secara bertahap dan dengan cara yang tidak memiliki signifikansi politik jangka panjang.
Proyek ini mungkin akan berjalan lambat, dengan lebih banyak langkah tambahan yang akan mendekatkan Israel dan Arab Saudi, meski belum ada terobosan nyata.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Arab Saudi