Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gempa Turki, Palang Merah: Kami Perlu Kantong Jenazah untuk Penguburan yang Bermartabat

Kurangnya kantong jenazah menghalangi upaya pekerja bantuan untuk menangani jenazah secara benar dan menawarkan penguburan yang bermartabat.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Theresia Felisiani
zoom-in Gempa Turki, Palang Merah: Kami Perlu Kantong Jenazah untuk Penguburan yang Bermartabat
AFP/CAN EROK
Seorang penyelamat bereaksi ketika dia membawa mayat yang ditemukan di reruntuhan di Adana pada 6 Februari 2023, setelah gempa berkekuatan 7,8 melanda tenggara negara itu. - Jumlah korban tewas gabungan telah meningkat menjadi lebih dari 1.900 untuk Turki dan Suriah setelah gempa terkuat di kawasan itu dalam hampir satu abad pada 6 Februari 2023. Layanan darurat Turki mengatakan setidaknya 1.121 orang tewas dalam gempa berkekuatan 7,8, dengan 783 kematian dikonfirmasi lainnya di Suriah, menempatkan jumlah korban di 1.904. Kurangnya kantong jenazah menghalangi upaya pekerja bantuan untuk menangani jenazah secara benar dan menawarkan penguburan yang bermartabat.(Photo by Can EROK / AFP) 

TRIBUNNEWS.COM, ANKARA - Kurangnya kantong jenazah menghalangi upaya pekerja bantuan untuk menangani jenazah secara benar dan menawarkan penguburan yang bermartabat.

Pernyataan ini disampaikan Kepala divisi Palang Merah Timur Tengah, Jeremy Smith.

Ia mengatakan bahwa sejak Senin lalu, lembaga kemanusiaan tersebut telah bekerja untuk mengirimkan bantuan vital seperti pemanas, tenda dan makanan kepada korban gempa yang selamat.

"Dalam beberapa jam dan hari mendatang, fokusnya adalah mulai memastikan bahwa kami melakukan manajemen jenazah secara benar, bahwa kami membawa kantong jenazah ke tempat yang seharusnya, bahwa kami dapat memiliki penguburan yang aman dan bermartabat bagi para korban," tegas Smith.

Dikutip dari laman BBC, Kamis (9/2/2023), ia pun menuturkan bahwa pihaknya mendengae informasi terbatasnya kantong jenazah yang dimiliki otoritas Turki.

Padahal kantong jenazah ini merupakan salah satu alat yang sangat dibutuhkan untuk pengevakuasian dan penguburan jenazah.

"Kami mendengar kabar dari rekan-rekan di Turki bahwa tidak ada cukup kantong mayat untuk orang-orang yang tewas. Padahal itu adalah kebutuhan yang besar dan terus meningkat bagi kami," jelas Smith.

Baca juga: Indonesia Kirim 47 Personel SAR Bantu Korban Gempa di Turki

Berita Rekomendasi

Smith juga menggambarkan situasi di Suriah sebagai 'krisis di dalam krisis'.

Hal itu karena perang saudara yang berlangsung lama di negara itu, telah menghancurkan sebagian besar infrastruktur energi dan medis.

"Karena ini terjadi di tengah musim dingin, ini benar-benar skenario terburuk dari mimpi buruk," kata Smith.

Sumber: https://www.bbc.com/news/live/64533954

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas