TRIBUNNEWS.COM, TURIN - Sebuah toko roti di Italia berencana untuk menjual roti yang terbuat dari tepung olahan jangkrik.

Kabar itu muncul setelah Komisi Eropa memutuskan pada bulan lalu bahwa jangkrik rumahan yang dihilangkan lemaknya dan diberi bubuk (acheta domesticus) dapat dipasarkan dan dijual sebagai bahan makanan di Uni Eropa (UE).

Serbuk tersebut terkadang digunakan sebagai bahan tambahan untuk membuat produk lebih kaya protein.

Koki yang menjalankan Tellia, jaringan restoran lokal di Turin, Enrico Murdocco mengatakan pada Senin lalu bahwa ia bereksperimen dengan campuran biji-bijian Sisilia selama uji pemanggangan untuk 'melembutkan rasa' dari kuatnya bau khas serangga.

Ia pun sangat senang dengan 'berbagai rasa yang ditimbulkan, mengingatkannya pada hazelnut.

Baca juga: Produsen Roti Prancis Terbebas dari Lonjakan Harga Energi Berkat Oven Berbahan Bakar Kayu

Dikutip dari laman Russia Today, Jumat (10/2/2023), Murdocco pun berharap regulator UE mengizinkan peternakan lokal yang mengimpor bubuk jangkrik dari Vietnam dan menjualnya sebagai makanan hewani, juga membuat bubuk yang disesuaikan untuk konsumsi manusia.

"Saya ingin memproduksi roti saya ini pada awal Maret," kata Murdocco.

Karena biaya produksi yang lebih tinggi dan roti akan dibuat sesuai pesanan, maka harganya akan dijual sekitar 18 hingga 20 euro atau 19 hingga 22 dolar Amerika Serikat (AS) per kilogram.

"Saya sadar bahwa itu akan menjadi produk khusus," jelas Murdocco.

Perlu diketahui, olahan jangkrik telah digunakan sebagai bahan makanan di beberapa negara UE.

Falco, sebuah perusahaan yang berbasis di Alife, Italia selatan menjual kerupuk yang terbuat dari bubuk jangkrik.

"Anda mungkin takut makan serangga, tetapi jangkrik sebenarnya adalah makanan kesehatan baru yang dapat secara mudah disembunyikan dalam produk lezat," kata perusahaan itu dalam laman webnya.