Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Warga Afghanistan Padati Bandara setelah Dengar Kabar Turki Cari Relawan, Ternyata Hanya Rumor Palsu

Warga Afghanistan termakan rumor palsu, ratusan orang bergegas menuju bandara seteleh mendengar Turki mencari relawan untuk korban gempa.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in Warga Afghanistan Padati Bandara setelah Dengar Kabar Turki Cari Relawan, Ternyata Hanya Rumor Palsu
Akun Twitter wartawan Afghanistan Saeedullah Safi
Warga Afghanistan padati bandara Kabul setelah mendengar rumor akan ada penerbangan menuju Turki, Rabu (9/2/2023). Warga Afghanistan termakan rumor palsu, ratusan orang bergegas menuju bandara seteleh mendengar Turki mencari relawan untuk korban gempa. 

TRIBUNNEWS.COM - Ratusan keluarga di Aghanistan tertipu rumor palsu yang menyebut Turki sedang mencari relawan untuk korban gempa.

Video beredar di media sosial memperlihatkan kerumunan orang berdesak-desakan menuju Bandara Kabul, Rabu (9/2/2023) malam.

Beberapa orang terlihat berlari memasuki bandara, sementara lainnya memadati lalu lintas dengan kendaraan mereka, Independent melaporkan.

“Kerumunan orang berkumpul di malam Bandara Kabul setelah mendengar desas-desus bahwa kedutaan Turki berencana untuk menerbangkan warga Afghanistan untuk membantu pekerjaan bantuan setelah gempa mematikan di Turki,” tulis wartawan lokal Saeedullah Safi di Twitter.

Mengutip saksi mata, Safi mengatakan sekelompok besar orang berhasil masuk ke bandara dan ke landasan, dengan harapan penerbangan pesawat akan membawa mereka ke luar negeri.

“Saya mendengar Turki membutuhkan orang, jadi saya pikir saya bisa pergi dan membantu orang yang membutuhkan,” kata Abdul Ghafar.

Baca juga: 5 Fakta Bom Bunuh Diri di Masjid Pakistan Tewaskan 100 Orang, Sasar Polisi dan Pelaku Diduga Taliban

Ia adalah warga Kabul berusia 26 tahun, yang termasuk di antara ratusan orang yang bergegas ke bandara pada hari Rabu.

Berita Rekomendasi

“Ini bisa menjadi kesempatan bagi saya untuk mencari jalan keluar dari negara ini,” tambahnya.

Ia kemudian diberitahu oleh pasukan Taliban bahwa tidak ada penerbangan yang berangkat ke Turki.

Ghafar telah menunggu dalam cuaca dingin selama tiga jam, bersama ratusan warga Afghanistan lainnya, di dekat bandara.

Kepala polisi Kabul Khalid Zadran mengatakan tidak ada penerbangan seperti itu.

Situasi tersebut mencerminkan bagaimana warga Afghanistan masih berusaha melarikan diri dari cengkeraman Taliban.


Sudah hampir 18 bulan sejak kelompok militan itu mengisi kekosongan kekuasaan yang ditinggalkan AS.

Pada tahun 2021, warga Afghanistan tidur di landasan bandara dan bahkan berpegangan pada roda pesawat dengan harapan bisa diangkut ke luar negeri.

Beberapa menyebut aturan Islam garis keras Taliban dan situasi hak-hak perempuan dan anak perempuan yang dibatasi, membuat warga ingin meninggalkan negara itu.

Taliban tidak menepati janjinya untuk membangun pemerintahan yang lebih liberal.

Taliban mengekang kebebasan sipil minoritas gender di tengah krisis ekonomi yang memburuk.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas