Pentagon Bantu Pasukan Lakukan Aborsi
entagon telah mengambil langkah-langkah untuk memastikan bahwa pasukannya memiliki akses mudah dalam mendapatkan layanan aborsi.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Pentagon telah mengambil langkah-langkah untuk memastikan bahwa pasukannya memiliki akses mudah dalam mendapatkan layanan aborsi.
Selain itu juga menawarkan banyak waktu istirahat dan perjalanan yang didanai penuh untuk anggota layanan yang ditempatkan di negara bagian yang melarang prosedur tersebut.
Langkah ini diambil setelah keputusan Mahkamah Agung Amerika Serikat (AS) tahun lalu tentang Roe v Wade.
Dikutip dari laman Russia Today, Jumat (17/2/2022), pejabat Departemen Pertahanan AS mengungkapkan manfaat khusus tersebut pada Kamis kemarin, dengan mengatakan pasukan yang harus pergi ke luar negara bagian untuk aborsi akan mendapatkan cuti hingga tiga minggu, dan tunjangan untuk menutupi semua biaya perjalanan.
Cabang militer AS memiliki waktu 30 hari untuk memberlakukan kebijakan baru.
"Anggota layanan tidak dapat mengontrol di mana mereka ditempatkan, dan kebijakan baru dirancang untuk mengurangi dampak potensial pada 'akses ke perawatan kesehatan esensial' mereka," kata seorang pejabat pertahanan senior AS.
Pejabat tersebut berharap langkah itu akan membantu memastikan dalam jangka panjang bahwa pihaknya dapat merekrut dan mempertahankan kesiapan pasukan yang berkualifikasi tinggi.
Masalah ini muncul pada musim panas lalu, saat pengadilan tertinggi negara itu membatalkan perlindungan aborsi yang diabadikan dalam keputusan Roe v Wade tahun 1973 dan menyerahkan kepada negara bagian untuk membuat Undang-undang (UU) mereka sendiri tentang akses ke prosedur tersebut.
Banyak negara bagian AS, termasuk Texas dan Georgia telah memberlakukan larangan atau pembatasan baru.
Manfaat cuti dan perjalanan baru dapat diakses saat anggota layanan atau tanggungannya perlu mengakses layanan aborsi atau perawatan kesuburan di luar negara bagian.
Dalam aturan baru, pasukan diberi waktu hingga 20 minggu, bukan batas sebelumnya dua minggu, untuk memberitahu komandan mereka tentang kehamilan.
Baca juga: Pentagon Klaim Balon Kedua Mata-mata China Terdeteksi di Langit Amerika Latin
Sebuah studi Pentagon menemukan bahwa 56,2 persen anggota dinas wanita yang mengalami kehamilan tidak diinginkan, tidak menggunakan alat kontrasepsi pada saat mereka hamil.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.