Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Uni Eropa Beri Sanksi Baru pada Junta Myanmar, 9 Orang dan 7 Entitas Diduga Langgar HAM

Uni Eropa jatuhkan sanksi terhadap 9 individu lainnya, 7 entitas ditambahkan ke daftar hitam karena melanggar hak asasi manusia, mengancam perdamaian.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
zoom-in Uni Eropa Beri Sanksi Baru pada Junta Myanmar, 9 Orang dan 7 Entitas Diduga Langgar HAM
STR/AFP
Panglima militer Myanmar Min Aung Hlaing berdiri di dalam mobil saat dia mengawasi pertunjukan militer di lapangan parade untuk menandai Hari Kemerdekaan negara itu di Naypyidaw pada 4 Januari 2023. Junta Myanmar mengumumkan amnesti bagi 7.000 tahanan untuk menandai Hari Kemerdekaan pada 4 Januari setelah unjuk kekuatan di ibu kota, beberapa hari setelah meningkatnya hukuman penjara tokoh demokrasi Aung San Suu Kyi menjadi 33 tahun. - Uni Eropa jatuhkan sanksi terhadap 9 individu lainnya, 7 entitas ditambahkan ke daftar hitam karena melanggar hak asasi manusia, mengancam perdamaian. 

TRIBUNNEWS.COM - Uni Eropa (UE) memberlakukan paket sanksi terbaru terhadap junta militer di Myanmar pada Senin (20/2/2023).

"Para Menteri Luar Negeri UE menyetujui pembatasan terhadap sembilan orang dan tujuh entitas sehubungan dengan meningkatnya kekerasan, pelanggaran hak asasi manusia berat dan ancaman terhadap perdamaian, keamanan dan stabilitas Myanmar," papar Dewan Uni Eropa dalam pernyataan.

Dikutip VOA News, orang-orang yang dikenai sanksi termasuk menteri energi, pejabat tinggi, politisi, dan pengusaha terkemuka yang telah mendukung rezim.

Sanksi juga dikenakan pada departemen di Kementerian Pertahanan, bersama dengan perusahaan milik negara di bawah yurisdiksinya, dan perusahaan swasta yang memasok dana dan senjata ke militer.

“Tercantum juga politisi dan administrator dari wilayah Yangon yang terlibat dalam proses hukuman mati dan eksekusi empat aktivis demokrasi pada Juli 2022," tambah pernyataan itu.

Baca juga: Junta Myanmar Perpanjang Status Darurat, Pakar PBB: Bencana Hak Asasi Manusia

Dilansir Anadolu Agency, sanksi baru ini meningkatkan jumlah orang dan entitas yang terkena sanksi menjadi 93 orang dan 18 entitas.

Pertahankan embargo senjata

BERITA TERKAIT

Selain usaha ini, blok tersebut mempertahankan embargo senjata dan peralatan militer serta pembatasan ekspor barang-barang penggunaan ganda.

Pada 1 Februari 2021, junta militer Myanmar merebut kekuasaan setelah tuduhan penipuan dalam pemilihan umum 8 November 2020 dan ketegangan politik di negara tersebut.

Tentara menangkap para pemimpin dan pejabat partai Liga Nasional untuk Demokrasi yang berkuasa, termasuk pemimpin de facto dan Penasihat Negara Aung San Suu Kyi.

Suu Kyi kemudian dijatuhi hukuman 33 tahun penjara.

Baca juga: Jadi Ketua ASEAN, Indonesia Tidak Akan Undang Junta Myanmar dalam Setiap Pertemuan

Panglima militer Myanmar Min Aung Hlaing berdiri di dalam mobil saat dia mengawasi pertunjukan militer di lapangan parade untuk menandai Hari Kemerdekaan negara itu di Naypyidaw pada 4 Januari 2023. Junta Myanmar mengumumkan amnesti bagi 7.000 tahanan untuk menandai Hari Kemerdekaan pada 4 Januari setelah unjuk kekuatan di ibu kota, beberapa hari setelah meningkatnya hukuman penjara tokoh demokrasi Aung San Suu Kyi menjadi 33 tahun.
Panglima militer Myanmar Min Aung Hlaing berdiri di dalam mobil saat dia mengawasi pertunjukan militer di lapangan parade untuk menandai Hari Kemerdekaan negara itu di Naypyidaw pada 4 Januari 2023. Junta Myanmar mengumumkan amnesti bagi 7.000 tahanan untuk menandai Hari Kemerdekaan pada 4 Januari setelah unjuk kekuatan di ibu kota, beberapa hari setelah meningkatnya hukuman penjara tokoh demokrasi Aung San Suu Kyi menjadi 33 tahun. (STR/AFP)

Human Rights Watch mengatakan, sejak kudeta, pasukan militer telah melakukan banyak kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan perang di seluruh negeri, yang didokumentasikan oleh organisasi dan kelompok lain.

UNICEF mengatakan jumlah pengungsi telah meningkat menjadi lebih dari 1,5 juta dalam dua tahun terakhir.

Menurut laporan PBB baru-baru ini, setidaknya 2.890 orang tewas di tangan militer dan mereka yang bekerja dengan mereka.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas