Volodymyr Zelenskiy Meramal Perang Dunia III Berpotensi Pecah Jika China Dukung Rusia
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy berharap China berpihak kepada negaranya dan tidak mendukung Rusia dalam invasi militernya ke Ukraina.
Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, KYIV – Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy memperingatkan perang dunia ketiga dapat pecah apabila China memihak Rusia dalam invasi Rusia ke negaranya.
“Saya melihat peluang bagi China untuk membuat penilaian pragmatis tentang apa yang terjadi di sini. Jika China bersekutu dengan Rusia, akan terjadi perang dunia dan saya pikir China sadar akan hal itu,” kata Zelenskiy dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Jerman Die Welt.
“Saya ingin China berada di pihak kita. Namun, saat ini, saya pikir itu tidak mungkin,” sambungnya.
Zelenskiy juga mengeluarkan himbauan kepada para pengambil kebijakan di China untuk tidak menawarkan dukungan apa pun kepada Rusia selama perang dengan Ukraina berlangsung.
"Sejak awal 1990-an, di Memorandum Budapest dan untuk semua kesepakatan yang dicapai sejak saat itu, China selalu menjaga komitmennya. Saya pribadi berharap komunitas internasional akan bergabung bersama untuk mendukung 10 poin rencana perdamaian saya, di mana ada jaminan Amerika Serikat, China, dan kekuatan utama untuk mempertahankan keamanan dunia," ujarnya.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken merasa khawatir apabila nantinya China benar-benar akan memberikan “dukungan mematikan” untuk membantu Moskow dalam perang melawan Ukraina.
Baca juga: Joe Biden Mendadak Kunjungi Ukraina, Pertama Kali sejak Invasi Rusia, Zelensky: Negosiasi Berhasil
Namun, Beijing membantah keras klaim Washington atas “dukungan mematikan” yang diberikannya ke Moskow untuk membantu perang melawan Kyiv.
Baca juga: Presiden Joe Biden Janjikan Bantuan Militer 500 Juta Dollar AS untuk Ukraina
Presiden AS Joe Biden telah menjanjikan dukungan militer terbaru senilai 500 juta dolar AS untuk Ukraina saat melakukan kunjungan tak terduga ke Kyiv, Senin (20/2/2023).