PBB Serukan Presiden Rusia Vladimir Putin Segera Tarik Pasukan dari Ukraina dan Akhiri Perang
Pemungutan suara menunjukkan sebagian besar negara di dunia sangat terganggu oleh invasi Rusia ke Ukraina.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Wakil Duta Besar China untuk PBB Dai Bing mengatakan kepada Majelis Umum PBB pada Kamis, "fakta brutal memberikan bukti yang cukup bahwa pengiriman senjata tidak akan membawa perdamaian", dan mengulangi komentar sebelumnya dari pejabat senior China bahwa transfer senjata ke Ukraina hanya akan menambah "bahan bakar ke api”.
China sedang mencoba tindakan penyeimbangan diplomatik yang sulit atas perang yang telah memperdalam persaingan geopolitik khususnya antara Rusia dan pihak barat.
Beijing telah menekankan, kedaulatan dan integritas teritorial semua negara harus dihormati, tetapi percaya semua masalah keamanan harus ditangani dan berbagi kegelisahan Rusia atas aliansi NATO.
Kehangatan hubungan kedua negara terlihat di Moskow ketika diplomat tinggi China Wang Yi bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dan mengadakan pembicaraan dengan Putin pada Rabu (22/2/2023).
Negara-negara lain yang abstain juga menyatakan keprihatinan bahwa perpecahan internasional yang intens merupakan hambatan utama untuk mengakhiri konflik.
“Sementara kami mendukung fokus resolusi ini pada prinsip-prinsip piagam dan hukum internasional, hal itu tentu saja tidak membawa kita lebih dekat untuk meletakkan dasar perdamaian yang tahan lama dan mengakhiri kehancuran dan kehancuran,” kata Duta Besar Afrika Selatan untuk PBB, Mathu Joyin .
Pemungutan suara di Majelis Umum PBB telah menjadi barometer bagi suasana global dengan tindakan di Dewan Keamanan PBB, yang beranggotakan 15 negara, telah terhambat oleh hak veto yang dipegang lima anggota tetapnya yaitu China, Rusia, AS, Inggris, dan Prancis.