Tanggapan Eks PM Pakistan Imran Khan soal Upaya Penangkapannya di Lahore
Tanggapan Eks PM Pakistan Imran Khan soal upaya penangkapannya di Lahore yang gagal. Ia mengatakan harus ada jaminan keamanan untuknya.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Mantan Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan memberikan tanggapan terkait upaya penangkapannya yang gagal pada Minggu (5/3/2023).
Pada hari yang sama, Imran Khan berbicara kepada para pendukungnya.
Imran Khan mengatakan menolak untuk memenuhi tuntutan pihak berwenang.
Hal ini karena dia mengkhawatirkan nyawanya di tengah dugaan ancaman pembunuhan.
Menurut Imran Khan, terakhir kali dia hadir di pengadilan di Islamabad tidak ada jaminan keamanan yang diberikan kepadanya.
Imran Khan selamat dari upaya pembunuhan pada November tahun 2022 lalu, dikutip dari RT.
Baca juga: Upaya Penangkapan Eks PM Pakistan Gagal, Imran Khan Dituduh Terlibat Kasus Korupsi hingga Terorisme
Sebelumnya, Imran Khan menghindari polisi ketika pihak berwenang berusaha menangkap dan membawanya ke hadapan hakim.
Imran Khan digulingkan dari jabatan Perdana Menteri dalam mosi tidak percaya April 2022 lalu.
Ia dituduh menjual hadiah secara tidak sah dari pejabat asing selama masa pemerintahannya.
Pria berusia 70 tahun itu menggambarkan tuduhan itu tidak masuk akal dan bermotivasi politik, dikutip dari RT.
Imran Khan juga menyatakan pencopotannya dari kekuasaan sebenarnya adalah sebuah kudeta.
Baca juga: 9 Polisi Pakistan Tewas akibat Ledakan Bom Bunuh Diri di Balochistan, 13 Lainnya Terluka
Upaya Penangkapan Imran Khan
Pada hari Minggu (5/3/2023), polisi Islamabad memposting serangkaian tweet.
Mereka mengumumkan telah mengirim tim petugas untuk menangkap Imran Khan di kediamannya di Lahore.
Para pejabat memberikan peringatan, tindakan akan diambil terhadap siapa pun yang mencoba menghalangi jalannya persidangan.
Dalam pesan berikutnya, pihak berwenang menyatakan pemimpin partai Pakistan Tehreek-i-Insaf (PTI) menghindari penangkapan.
Polisi telah masuk ke kamar Imran tetapi dia tidak ada di sana.
Kepala staf Imran Khan, Shibli Faraz mengatakan kepada para pejabat bahwa bosnya tidak ada pada saat itu.
Namun, Shibli mengatakan Imran Khan akan mematuhi prosedur hukum.
Polisi akhirnya membatalkan operasi mereka dan kembali ke Ibu Kota Pakistan, Islamabad.
Saat ini, Imran Khan terancam untuk menghadapi beberapa kasus pengadilan, yang dia gambarkan sebagai balas dendam oleh lawan politiknya.
Pekan lalu, pengadilan antikorupsi mengeluarkan surat perintah penangkapan setelah Imran Khan mengabaikan beberapa panggilan.
Sejak pemecatannya, Imran Khan telah memimpin kampanye protes besar-besaran, menuntut pemilihan cepat di Pakistan.
Baca juga: Atasi Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme, Perbankan Pakistan Mulai Gunakan Teknologi Blockchain
Alasan Upaya Penangkapan Imran Khan
Polisi Islamabad berupaya menangkap Imran Khan pada Minggu (5/3/2023) atas beberapa kasus.
Berikut ini Tribunnews merangkum kasus yang dihadapi Imran Khan, dikutip dari Al Jazeera.
Korupsi
Imran Khan menghadapi tuduhan korupsi yang diajukan pada bulan Agustus 2022 oleh anggota Liga Muslim Pakistan Nawaz (PML-N) yang berkuasa.
PML-N berpendapat Imran Khan telah membeli hadiah yang diberikan oleh pejabat asing dari penyimpanan hadiah negara.
Terorisme
Pada Agustus 2022, Imran Khan juga didakwa atas tuduhan terorisme setelah pernyataannya pada rapat umum di Islamabad.
Ia mengancam "tindakan" dengan mengambil jalan hukum terhadap pejabat tinggi polisi Islamabad dan hakim Zeba Chaudhry.
Namun, dakwaan ini tidak naik ke tingkat terorisme sesuai keputusan Pengadilan Tinggi Islamabad.
Dana ilegal
Pada Agustus 2022, Komisi Pemilihan memutuskan partai Imran Khan, PTI, menerima dana ilegal.
PTI dituduh menerima dana dari luar negeri, yang ilegal di Pakistan.
PTI membantah tuduhan yang mengatakan semua yang memberi uang adalah warga negara Pakistan.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Imran Khan