14 Warga Yaman Tewas Tenggelam setelah 2 Kapal Terbalik di Laut Merah
14 warga Yaman tewas tenggelam setelah 2 kapal terbalik di Laut Merah. Jasad korban ditemukan pada keesokan harinya setelah upaya pencarian dilakukan.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Sebanyak 14 orang tewas tenggelam akibat dua kapal yang terbalik di lepas pantai Laut Merah, Yaman.
Pihak berwenang Yaman mengonfirmasi berita ini pada Rabu (8/3/2023).
Dua kapal itu masing-masing memuat lusinan penumpang.
Tragedi itu terjadi pada Senin (6/3/2023) malam, dikutip dari AP News.
Sekira 11 wanita dan tiga anak meninggal dunia karena tenggelam.
Sementara itu, 11 orang dan satu anak berhasil diselamatkan.
Baca juga: Update Pencarian 10 ABK KM Linggar Petak 89 yang Tenggelam, Satu Orang Ditemukan Selamat
Awalnya, rombongan sedang menuju ke pesta pernikahan kerabat di Pulau Kamaran.
Saat berada di Laut Merah, terjadi ombak dan angin kencang, hingga membuat kapal mereka terbalik.
Pihak berwenang mengirim kapal penjaga pantai untuk mencari jasad korban di selat antara Kamaran dan distrik Luhiya di provinsi itu.
Kondisi lepas pantai Yaman saat ini sedang mengalami angin kencang.
Penyelamatan
Baca juga: 6 Tentara Peru Tewas Tenggelam di Sungai saat Kabur dari Amukan Demonstran
Seorang warga Khuba, yang tidak ingin disebutkan namanya, memberikan keterangan kepada Arab News.
"Satu-satunya yang selamat adalah pria yang bisa berenang, sementara semua wanita dan tiga anak meninggal," katanya.
Mereka mengatakan penduduk setempat telah menerima berita kapal itu hilang lima jam setelah berangkat.
Penduduk segera membunyikan alarm.
“Perjalanan dari Khuba ke Kamaran biasanya memakan waktu satu setengah jam, dan belum pernah terjadi tragedi seperti itu sejak tahun 1980-an,” tambah warga tersebut.
Penjaga pantai dan nelayan setempat menemukan kapal yang hilang dan mulai menemukan mayat dari laut pada Selasa (7/3/2023) pagi.
Pada Rabu (8/3/2023), dua nelayan Yaman tewas dan dua lainnya berhasil selamat setelah kapal mereka terbalik akibat angin kencang.
Baca juga: Prancis Sita Ribuan Senjata yang Dikirim Iran Secara Ilegal ke Yaman
Riwayat Tragedi Maritim di Yaman
Peristiwa itu adalah tragedi maritim terbaru di lepas pantai Yaman.
Sebagian besar bangkai kapal yang sebelumnya di wilayah tersebut melibatkan migran Afrika.
Mereka melarikan diri dari perang dan kemiskinan di negara asal mereka, dikutip dari AP News.
Para migran menempuh perjalanan berbahaya dari Ethiopia, Djibouti dan Somalia ke Yaman menuju ke negara-negara Teluk Arab yang lebih kaya untuk mencari pekerjaan.
Yaman mengalami perang saudara pada tahun 2014, ketika pemberontak Houthi turun dari kubu utara mereka dan merebut ibu kota, Sanaa dan sebagian wilayah utara.
Koalisi yang dipimpin Saudi melakukan intervensi pada tahun 2015 untuk mencoba dan mengembalikan pemerintah yang diakui secara internasional ke tampuk kekuasaan.
Konflik tersebut telah melahirkan salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia dan mendorong Yaman yang miskin ke jurang kelaparan.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Yaman
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.