Mengenal Ajaran Saksi Yehuwa atau Jehovah's Witnesses, Denominasi Kristen yang Tidak Rayakan Natal
Saksi Yehuwa melaporkan jumlah pengikutnya mencapai 8,7 juta di seluruh dunia yang berperan aktif dalam pengajaran.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Saksi Yehuwa, anggota denominasi milenialis yang berkembang dalam gerakan Advent abad ke-19.
Penyebarannya dimulai dari Amerika Serikat (AS) kemudian berkembang ke seluruh dunia.
Ajaran Saksi Yehuwa tidak percaya dengan kelahiran Yesus atau Natal.
Dikutup Britannica, Saksi Yehuwa adalah hasil dari International Bible Students Association, yang didirikan pada tahun 1872 di Pittsburgh oleh Charles Taze Russell.
Untuk mengenal lebih jauh mengenai ajaran Yehovah's Witnessess, berikut ini Tribunnews.com rangkum penjelasan mengenai Saksi Yehuwa dari berbagai sumber:
Sejarah
Gerakan Advent muncul pada 1830-an, berdasarkan nubuat William Miller.
Miller merupakan orang yang memproklamasikan bahwa Yesus Kristus akan kembali pada 1843 atau 1844.
Baca juga: Penembakan di Gereja Hamburg Jerman, Polisi Belum Temukan Motif Penembakan
Ketika Kristus tidak kembali seperti yang dinubuatkan Miller, orang Advent terpecah menjadi beberapa faksi.
Selama tahun 1870-an, Charles Taze Russell memantapkan dirinya sebagai guru Advent yang independen dan kontroversial.
Ia menolak kepercayaan bahwa neraka sebagai tempat siksaan abadi dan mengadopsi teologi non-Trinitarian yang menolak keilahian Yesus.
Miller juga menafsirkan 'Kedatangan Kedua' sesuai dengan terjemahan literal dari istilah Yunani asli, parousia (“kehadiran”).
Menurutnya, hal tersebut menunjukkan bahwa Kristus akan datang sebagai kehadiran yang tidak terlihat dan bahwa Parousia telah terjadi, pada 1874.
Kedatangan dan kehadiran Kristus yang tidak terlihat menandakan akhir dari tatanan masyarakat saat ini dan akan diikuti oleh kehadirannya yang terlihat dan berdirinya 'kerajaan seribu tahun' di bumi pada tahun 1914
Meskipun kerajaan itu tidak datang, ajaran Russell memotivasi sejumlah sukarelawan untuk mengedarkan banyak buku dan pamfletnya serta majalah berkala.
Baca juga: Penembakan di Gereja Hamburg Jerman, Salah Satu Pelaku Diduga Termasuk di Antara 7 Orang yang Tewas
Selain International Bible Students Association, Russell membentuk Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania (1884).
Pada 1909 ia memindahkan markas gerakan ke Brooklyn .
Russell digantikan oleh Joseph Franklin Rutherford pada 1917.
Rutherford mengubah nama kelompok tersebut menjadi Saksi-Saksi Yehuwa pada 1931 untuk menekankan kepercayaan para anggotanya bahwa Yehuwa, atau Yahweh, adalah Allah yang benar dan bahwa Saksi-Saksi adalah para pengikutnya yang dipilih secara khusus.
Rutherford membentuk Saksi-Saksi menjadi kader penginjil yang berdedikasi, bahkan memperlengkapi anggota dengan fonograf portabel untuk memainkan “khotbah” di sudut jalan dan di ruang tamu calon petobat.
Di bawah kepemimpinan Rutherford, kelompok Russell menjadi organisasi yang terjalin erat.
Memiliki jutaan pengikut
Saksi Yehuwa melaporkan jumlah pengikutnya mencapai 8,7 juta di seluruh dunia yang berperan aktif dalam pengajaran.
Sementara lebih dari 17 juta pengikut menghadiri Peringatan Kematian Yesus Kristus setiap tahunnya.
Saksi Yehuwa atau Yehovah's Witnesses tidak menganggap kelompoknya suatu sekte.
Dikutip laman resmi GBI Danau Bogor Raya, nama Saksi Yehuwa didasarkan pada Yesaya 43:10-12, yang berbunyi:
"Kamu inilah saksi-saksi-Ku," demikianlah firman TUHAN, "dan hamba-Ku yang telah Kupilih, supaya kamu tahu dan percaya kepada-Ku dan mengerti, bahwa Aku tetap Dia."
"Sebelum Aku tidak ada Allah dibentuk, dan sesudah Aku tidak akan ada lagi. Aku, Akulah TUHAN dan tidak ada juruselamat selain dari pada-Ku."
"Akulah yang memberitahukan, menyelamatkan dan mengabarkan, dan bukannya allah asing yang ada di antaramu. "
"Kamulah saksi-saksi-Ku," demikianlah firman TUHAN, "dan Akulah Allah."
Baca juga: Robbi Hutauruk Peserta Rombongan Ibadah Advent Hilang, Dora yakin Suaminya Tenggelam di Danau Toba
Dalam ayat itu muncul kata 'TUHAN' yang berasal dari kata Ibrani YHWH, yang mereka baca Yehova/Yehuwa.
Dari situ akhirnya muncul nama: 'Saksi Yehova' (untuk gerakannya) dan 'Saksi-Saksi Yehova' (untuk orang-orangnya).
Nama lain yang sering mereka gunakan adalah "Perkumpulan Siswa-siswa Alkitab", yang membuat banyak warga gereja yang kurang waspada dengan mudah tertarik.
Tafsirkan Alkitab mendekati versi asli
Wikipedia menulis, mereka menjalani prinsip-prinsip dari Kitab Suci atau Alkitab versi mereka sendiri yang diterjemahkan mendekati versi asli dari tulisan berbahasa asli.
Dikutip Kemang.go.id, Saksi Yehuwa menolak doktrin Tritunggal karena menurut mereka konsep itu tidak berdasarkan Alkitab.
"Ajaran Kristen mainstream mengimani dogma Tritunggal, di mana Allah, Yesus Kristus, dan Roh Kudus adalah sama-sama Allah," tulis Moraref Kemenag.
"Ketiga pribadi itu adalah pribadi Allah, dan ketiga pribadi tersebut adalah Allah," papar laman tersebut.
Berdasarkan penjelasan dari laman resmi jw.org, Saksi Yehuwa berbeda dengan agama Kristen.
Saksi Yehuwa mempercayai Yesus adalah Malaikat Mikael.
Ajaran Saksi Yehuwa tidak mempercayai jiwa yang tak berkematian.
Dalam hal ini, dalam iman Kristen, Yesus mati disalib kemudian bangkit di hari ketiga.
Saksi Yehuwa tidak mempercayai adanya neraka.
Baca juga: Betlehem Terisolasi Setelah Palestina Konfirmasi Kasus Virus Corona, Gereja Kelahiran Yesus Ditutup
Menurut kepercayaan mereka tidak ada dasar dalam Alkitab bahwa Allah menyiksa orang selama-lamanya di neraka, sebab sifat utama Allah adalah kasih.
Saksi Yehuwa juga tidak percaya bahwa orang yang memimpin kegiatan agama harus diberi gelar-gelar.
Sebagai catatan, umat Kristen dipimpin oleh Pendeta yang mendapat gelar melalui pendidikan teologi.
Saksi Yehuwa di Indonesia
Di Indonesia sesudah zaman reformasi, aliran ini telah mempunyai ijin sah dari Pemerintah karena dimasukkan sebagai aliran gereja Kristen yang resmi.
Dengan demikian aliran ini dianggap mempunyai hak hidup dan berkembang yang sama.
Pengajaran Saksi Yehuwa di Indonesia secara resmi dilarang melalui Surat Keputusan Jaksa Agung Nomor 129 Tahun 1976.
Lewat SK tersebut, Jaksa Agung telah melarang kegiatan Saksi Yehuwa atau Siswa Alkitab di seluruh wilayah Indonesia.
Dikatakan, Saksi Yehuwa memuat hal-hal yang bertentangan dengan ketentuan hukum yang berlaku, seperti menolak hormat bendera dan menolak ikut berpolitik.
Pada Februari 1994 ada upaya untuk mencabut SK dengan berlandaskan Pasal 29 UUD 1945, Tap MPR Nomor XVII/1998 tentang HAM, dan Instruksi Presiden No 26 Tahun 1998.
Kemudian pada 1 Juni 2001 SK ini kemudian dicabut.
Namun, sejak tanggal 19 Juli 1996, Saksi-Saksi Yehuwa telah membuka kantor cabang Indonesia berupa gedung yang dipergunakan sebagai tempat pertemuan dan pusat kegiatan.
Baca juga: Gereja Katolik Yunani di Ukraina Ubah Tanggal Perayaan Natal
Tentunya, sebagai umat yang percaya kepada Tuhan, kita harus memiliki pemahaman yang matang mengenai Kitab Suci kepercayaan kita.
Dengan demikian iman kita tidak terpengaruh ajaran lain yang sekiranya menyesatkan.
Hargai mereka sebagai pribadi.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)