Rusia dan Ukraina Saling Tuding soal Ratusan Kematian Tentara Musuh di Bakhmut
Rusia dan Ukraina saling tuding soal ratusan kematian tentara musuh di Kota Bakhmut dalam sehari. Rusia berhasil maju di Bakhmut melalui Wagner.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Pihak Rusia dan Ukraina saling tuding terkait ratusan kematian pasukan musuh di Kota Bakhmut, Ukraina dalam sehari.
Juru Bicara Militer Ukraina, Serhiy Cherevatyi, mengklaim ada ratusan tentara Rusia yang meninggal dunia dan terluka di Bakhmut.
"Selama pertempuran, 221 musuh tewas dan 314 menderita luka-luka dalam berbagai tingkatan," kata Cherevatyi kepada saluran televisi parlemen nasional, Sabtu (11/3/2023).
Di sisi lain, Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim ada 210 tentara Ukraina tewas di wilayah Donetsk Oblast, termasuk Bakhmut.
Rusia tidak merinci korban Kota Bakhmut, hanya menyebut secara keseluruhan di wilayah Donetsk Oblast, dikutip dari WIO News.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pasukannya terus melakukan operasi militer di wilayah Donetsk timur Ukraina.
Baca juga: Perkuat Armada Perang, Iran Beli Jet Tempur Sukhoi Su-35 Rusia
"Di arah Donetsk, lebih dari 220 prajurit Ukraina, kendaraan tempur infanteri, 3 kendaraan tempur lapis baja, 7 kendaraan, serta howitzer D-30 dihancurkan pada siang hari," kata Kementerian Pertahanan Rusia, dikutip dari The Telegraph.
Kedua belah pihak mengaku menderita dan mengalami kerugian yang signifikan di Bakhmut.
Jumlah pasti korban sulit diverifikasi secara independen.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-382, Kota Bakhmut Disebut Zona Pembunuhan
Pertempuran di Kota Bakhmut
Kota Bakhmut menjadi tempat salah satu pertempuran paling berdarah dan terpanjang dalam perang Rusia vs Ukraina selama setahun.
Pada Sabtu (11/3/2023), intelijen militer Inggris mengatakan kelompok tentara bayaran Wagner Rusia telah menguasai sebagian besar bagian timur Bakhmut.
Kemajuan ini diklaim oleh pendiri kelompok itu Yevgeny Prigozhin pada Rabu (8/3/2023).
Selama beberapa bulan terakhir, Rusia mengerahkan pasukan dalam jumlah besar ke Bakhmut.
Pasukan Rusia dibantu oleh tentara bayaran Grup Wagner, yang mengklaim telah menguasai sebagian besar Kota Bakhmut.
Sementara itu, Ukraina diam-diam mempersiapkan serangan balasan.
"Penting untuk mendapatkan waktu untuk mengakumulasi cadangan dan memulai serangan balasan, yang tidak lama lagi," kata perwakilan militer Ukraina, Kolonel Jenderal Oleksandr Syrskyi, pada Sabtu (11/3/2023), dikutip dari Reuters.
Baca juga: Rusia: Peluang Bicara Dengan Ukraina Sudah Tertutup, Zelensky Yang Bilang Sendiri
Pasukan Ukraina Pantang Mundur dari Bakmut
Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, mengatakan Ukraina akan terus mempertahankan kota Bakhmut.
Kota ini telah menjadi fokus serangan Rusia selama enam bulan terakhir.
Sehingga, Kota Bakhmut menjadi titik penting bagi kemajuan Ukraina di konflik ini.
"Jika kita mundur dari Bakhmut, apa yang akan berubah? Rusia akan mengambil Bakhmut dan kemudian melanjutkan serangannya terhadap Chasiv Yar (kota terdekat Bakhmut)," katanya.
"Setiap kota di belakang Bakhmut bisa mengalami nasib yang sama," tambahnya.
Kota Bakhmut disebut sebagai batu pijakan Rusia untuk menguasai seluruh Donestk.
Menguasai Kota Bakhmut bagi Rusia akan menjadi satu awal penting dalam mewujudkan ambisi Presiden Rusia Vladimir Putin.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.