Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, HELSINKI - Harga makanan di Finlandia mengalami lonjakan bersejarah sebesar 16,3 persen pada bulan lalu secara tahunan.

Hal ini menurut data resmi laporan Badan Statistik negara itu yang dirilis pada Selasa lalu.

Angka tersebut mewakili pertumbuhan harga tertinggi sejak 1964.

Dikutip dari laman Russia Today, Kamis (16/3/2023), data menunjukkan bahwa biaya listrik yang tinggi, makanan dan kenaikan suku bunga pinjaman menjadi faktor pendorong utama inflasi secara tahunan.

Menurut laporan tersebut, tingkat inflasi inti, yang tidak termasuk harga pangan dan energi, terus meningkat tajam dan mencapai 6,6 persen pada Februari lalu.

Kepala Ekonom Kamar Dagang Pusat Finlandia, Jukka Appelqvist mengatakan bahwa meskipun harga mungkin tidak terus naik secepat Februari lalu, tekanan inflasi yang terus berlanjut merupakan risiko ekonomi utama.

Baca juga: Inflasi Argentina Tembus 100 Persen Untuk Pertama Kalinya Sejak 1991

"Kebijakan moneter ketat yang berkepanjangan dan kenaikan suku bunga dapat menyebabkan resesi yang lebih dalam dari yang diperkirakan," kata Appelqvist.

Negara anggota Uni Eropa (UE) tenggelam ke dalam resesi pada kuartal keempat tahun lalu setelah Produk Domestik Bruto (PDB) menyusut lebih dari yang diharapkan dari periode tiga bulan sebelumnya.

Penurunan tersebut dipimpin oleh ekspor, investasi dan konsumsi.

Ekonom telah memproyeksikan resesi ringan untuk ekonomi Finlandia tahun ini sebelum rebound pada 2024.