Sehari setelah Bubarkan Parlemen, Thailand Umumkan Pemilu akan Digelar 14 Mei 2023 Mendatang
Thailand akan mengadakan pemilu pada 14 Mei, kata badan pemungutan suara nasional pada Selasa, sehari setelah parlemen dibubarkan.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
Dengan kebijakan populis yang ditujukan untuk kelas pekerja Thailand, partai-partai yang dikendalikan oleh Shinawatra telah memenangkan setiap pemilihan sejak tahun 2001, termasuk dua kali telak, tetapi tiga pemerintahannya disingkirkan dalam kudeta militer atau oleh keputusan pengadilan.
Paetongtarn pada Jumat (17/3/2023) mengatakan yakin akan menang telak, dengan tujuan untuk mencegah manuver politik apa pun terhadap partainya.
Pertumbuhan ekonomi
Dikutip Strait Times, pemilihan yang akan datang dapat menyuntikkan sebanyak 120 miliar baht (S$4,68 miliar) ke dalam perekonomian karena partai politik meningkatkan kampanye mereka untuk mendapatkan suara, kata sebuah universitas perdagangan pada Selasa (21/3/2023).
“Pemilu ini kemungkinan akan melihat persaingan yang sengit dan kampanye yang intens. Uang akan menyebar dengan sangat cepat, masuk ke setiap daerah pemilihan,” kata Dr Thanavath Phonvichai, presiden Universitas Kamar Dagang Thailand, dalam pengarahan.
Baca juga: Lee Jeno NCT Dream Positif Covid-19 setelah Konser di Thailand, Acara Fansign Dipastikan Ditunda
Ekonomi terbesar kedua di Asia Tenggara ini diperkirakan akan tumbuh 3 persen hingga 4 persen pada tahun 2023, dengan memperhitungkan peningkatan 0,5 hingga 0,7 poin persentase dari pengeluaran 100 miliar hingga 120 miliar baht yang diharapkan selama April dan Mei, katanya. dikatakan.
Sementara sektor pariwisata menggerakkan ekonomi, stabilitas politik setelah pemilu juga akan menjadi kunci, tambahnya.
Survei universitas menunjukkan sektor bisnis khawatir tentang dampak negatif terhadap ekonomi jika pemilu malah menciptakan konflik dan ketidakstabilan, kata Dr Thanavath.
“Kekhawatiran atas pembentukan pemerintahan baru akan menempatkan investor domestik dan asing dalam mode wait and see di kuartal kedua dan ketiga,” katanya.
Ia menambahkan sektor swasta mendesak pemerintah sementara untuk melanjutkan pencairan anggaran untuk mendukung perekonomian sampai pemerintahan berikutnya terbentuk.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)