Duta Besar Rusia Ancam Swedia dan Finlandia Jadi Target Pembalasan yang Sah, jika Gabung NATO
Duta Besar Rusia Viktor Tatarintsev mengancam Swedia dan Finlandia menjadi target pembalasan yang sah dari Rusia, jika mereka gabung NATO.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Duta Besar Rusia untuk Swedia mengancam Swedia dan Finlandia akan menjadi target operasi yang sah jika bergabung dengan NATO.
Ancaman ini disampaikan melalui unggahan di akun Facebook Duta Besar Rusia untuk Swedia pada Selasa (29/3/2023).
"Jika ada yang masih percaya ini (keanggotaan NATO) akan meningkatkan keamanan Eropa, Anda dapat yakin anggota baru (Finlandia dan Swedia) dari blok musuh (NATO) akan menjadi target yang sah untuk tindakan pembalasan Rusia, termasuk tindakan militer," kata Duta Besar Rusia, Viktor Tatarintsev.
Dia mengatakan, alih-alih menjadi lebih aman, Viktor menyebut Swedia mengambil langkah menuju jurang maut jika bergabung dengan NATO.
"Setelah aksesi Finlandia dan Swedia, panjang total perbatasan antara Rusia dan NATO akan hampir dua kali lipat," tambahnya, dikutip dari ABC News.
Baca juga: Depleted Uranium Tak akan Bedakan Orang Ukraina dan Rusia, Hanya akan Meracuni Semua Orang
Swedia Panggil Duta Besar Rusia
Kementerian Luar Negeri Swedia memanggil Duta Besar Rusia, Viktor Tatarintsev, setelah pernyataannya itu.
"Kementerian Luar Negeri akan memanggil Duta Besar Rusia karena membuat pernyataan yang jelas menentang upaya pengaruh yang terang-terangan ini," kata Menteri Luar Negeri Swedia, Tobias Billstrom.
"Kebijakan keamanan Swedia ditentukan oleh Swedia, tidak ada orang lain," tambahnya.
Baca juga: Jerman, Denmark dan Swedia Selidiki Insiden Meledaknya Pipa Nord Stream
Swedia dan Finlandia yang sebelumnya netral (non-blok) selama puluhan tahun, membuat keputusan untuk bergabung dengan NATO dengan mengajukan negaranya pada Mei 2022.
Keanggotaan NATO membutuhkan ratifikasi oleh semua anggota yang berjumlah 30 negara.
Finlandia telah mendapat ratifikasi dari Hongaria yang merupakan anggota NATO pada minggu ini.
Kini, Finlandia menunggu Turki yang mengisyaratkan akan memberikan persetujuannya.
Baca juga: Inflasi di Finlandia Capai Level Tertinggi dalam 60 Tahun
Sementara itu, Swedia masih mendapat beberapa kesulitan, dikutip dari The Moscow Times.
Proposal Swedia sebelumnya mendapat tentangan dari Hongaria dan Turki setelah serangkaian pertengkaran diplomatik.
"Dalam kasus Swedia, ada banyak keluhan yang perlu ditangani sebelum pengakuan negara itu diratifikasi," kata Zoltan Kovacs, juru bicara pemerintah Hongaria.
Ia mengatakan Swedia berulang kali ingin menyerang Hongaria melalui cara diplomatik, menggunakan pengaruh politik mereka untuk merugikan kepentingan Hongaria.
Zoltan menambahkan, Swedia telah mengambil sikap bermusuhan ke Hongaria selama bertahun-tahun.
"Menambah kesengsaraan dan keluhan Ankara ke dalam campuran tidak menyisakan banyak ruang untuk bermanuver, setidaknya sampai Swedia mulai mengubah nada mereka dan membantu menyembuhkan luka yang tersisa ini," katanya, dikutip dari Reuters.
Meski demikian, Swedia masih berharap untuk bergabung dengan NATO sebelum KTT NATO berikutnya di Vilnius pada Juli 2023.
Baik Swedia dan Finlandia telah bersekutu erat dengan NATO selama beberapa dekade, namun opini publik di negara-negara tersebut menentang secara resmi bergabung dengan aliansi tersebut sebelum invasi Rusia.
Namun, beberapa jajak pendapat menunjukkan sejumlah 80 persen di Finlandia dan lebih dari dua pertiga di Swedia sekarang mendukung bergabung dengan NATO di tengah perang di Ukraina.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berital lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina