Lebih dari 1.300 Orang di Sudan Terinfeksi Demam Berdarah, Dua di Antaranya Meninggal
Sebanyak lebih dari 1.300 orang telah terinfeksi demam berdarah, dua di antaranya meninggal akibat wabah demam berdarah.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, KHARTOUM - Tanpa pengobatan atau vaksin khusus yang tersedia, penyakit Demam Berdarah yang ditularkan oleh nyamuk telah menjadi masalah kesehatan global selama beberapa dekade.
Meskipun biasanya dikaitkan dengan daerah tropis di Asia Tenggara dan Amerika Latin, wabah yang terjadi baru-baru ini di Afrika telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan pejabat kesehatan.
Baca juga: Ini Tanda Bahaya Kapan Harus Segera ke Rumah Sakit karena Demam Berdarah
Dikutip dari laman Sputnik News, Jumat (31/3/2023), Kementerian Kesehatan Sudan melaporkan bahwa sebanyak lebih dari 1.300 orang telah terinfeksi demam berdarah, dua di antaranya meninggal akibat wabah ini.
"Saat ini 1.344 kasus telah terdaftar di negara tersebut, dan dua mengakibatkan kematian pasien," kata Direktur Departemen Tanggap Kesehatan di Kementerian Kesehatan Sudan, Dr Laila Hamad El Nil pada Rabu (29/3/2023) lalu.
Ia menambahkan jumlah terbesar yang terinfeksi berada di Distrik Umbadda dan Karary di ibu kota Sudan, Khartoum.
Dr Hamad El Nil menambahkan, setidaknya 2.482 kasus suspek saat ini sedang diperiksa oleh Departemen Tanggap Kesehatan.
Dia mencatat bahwa kasus pertama demam berdarah tercatat di negara bagian Kordofan Utara pada 2 November 2022, sebelum akhirnya menyebar ke 12 dari 18 negara bagian federal.
Baca juga: Empat Hal yang Perlu Dipantau Saat Anak Mengalami Demam Berdarah
Demam berdarah yang merupakan penyakit virus yang ditularkan oleh nyamuk, telah menjadi perhatian banyak negara di dunia.
Meskipun umumnya terkait dengan daerah tropis di Asia Tenggara dan Amerika Latin, Afrika juga mengalami peningkatan kasus yang dilaporkan.
Tanpa obat atau vaksin yang tersedia, penyebaran demam berdarah di Afrika menjadi ancaman yang signifikan bagi kesehatan masyarakat.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Afrika, selama beberapa tahun terakhir, wabah besar penyakit ini di benua Afrika terjadi di Burkina Faso, Pantai Gading, Burkina Faso, Mesir dan Tanjung Verde.
Wabah demam berdarah paling banyak terjadi di Cape Verde, dengan lebih dari 16.000 kasus terdaftar pada 2009, dan Burkina Faso, di mana setidaknya 9.029 jatuh sakit karena demam pada 2017.