TRIBUNNEWS.COM - Tes DNA membantu seorang ibu bersatu kembali dengan bayinya yang terpisah akibat gempa bumi dahsyat melanda perbatasan Turki-Suriah pada bulan Februari lalu.

Bayi itu diserahkan kepada ibunya pada hari Sabtu (1/4/2023) oleh Menteri Keluarga dan Layanan Sosial Derya Yanik, 54 hari setelah penyelamatannya, lapor kantor berita Anadolu dikutip Independent.

Bayi perempuan itu diberi nama "Gizem", kata dalam bahasa Turki yang berarti "misteri".

128 jam setelah gempa mengguncang Provinsi Hatay, bayi itu ditemukan oleh perawat dalam keadaan hidup.

Bayi itu awalnya dibawa ke rumah sakit di selatan Provinsi Adana tetapi kemudian dipindahkan ke sebuah institusi di Ibu Kota Ankara.

Sementara itu, sang ibu tetap tinggal di Kota Adana, di mana dia sendiri menerima perawatan.

Baca juga: Update Gempa Turki-Suriah, Wapres Turki Fuat Oktay Ungkap 49.589 Orang Tewas, 6.807 di Antaranya WNA

Sebagai bagian dari upaya kementerian untuk mengidentifikasi anak di bawah umur tanpa keluarga, sampel DNA bayi Gizem dicocokkan dengan wanita tersebut, yang kemudian diketahui bernama Yasemin Begdaş.

Bayi itu diterbangkan dengan pesawat pribadi dari Ankara ke Rumah Sakit Kota Adana, di mana dia dipertemukan kembali dengan ibunya setelah 54 hari.

Tidak jelas bagaimana bayi itu terpisah dari ibunya.

Berbagi fotonya dengan si bayi di pesawat, Derya Yanik mengatakan, "tangan welas asih negara kita akan terus ada pada bayi kita yang cantik."

"Bayi itu benar-benar keajaiban," tambahnya.

Baca juga: Belajar Peristiwa Gempa Turki, Kepala BMKG Beberkan Zona Wilayah Rawan Bencana Sejenis di Indonesia

“Fakta bahwa dia selamat dan tidak memiliki masalah kesehatan menarik hati sanubari kami."

"'Misteri' sekarang menjadi bayi kami juga," katanya, seraya menambahkan bahwa kementerian akan terus mendukung bayi tersebut.

Bayi itu kehilangan ayah dan dua saudara laki-lakinya.