Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Presiden Prancis Emmanuel Macron Gagal Ubah Pikiran Xi Jinping Soal Ukraina

Macron melanggar protokol dengan berbicara hampir dua kali lebih lama dari Xi Jinping.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Presiden Prancis Emmanuel Macron Gagal Ubah Pikiran Xi Jinping Soal Ukraina
Odd ANDERSEN / AFP
Presiden China Xi Jinping tidak tergerak oleh retorika Presiden Prancis Emmanuel Macron tentang konflik di Ukraina. Tekanan yang coba ditebarkan Prancis terhadap China agar memusuhi Rusia, tampaknya tidak banyak berpengaruh. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Presiden China Xi Jinping tidak tergerak oleh retorika Presiden Prancis Emmanuel Macron tentang konflik di Ukraina.

Tekanan yang coba ditebarkan Prancis terhadap China agar memusuhi Rusia, tampaknya tidak banyak berpengaruh.

"Saya tahu saya dapat mengandalkan anda untuk membuat Rusia sadar dan mendorong semua orang ke meja perundingan," kata Macron kepada Xi Jinping.

Sebelumnya, ia mengatakan kepada wartawan Prancis bahwa 'siapapun yang membantu agresor akan menjadi kaki tangan yang melanggar hukum internasional'.

Baca juga: Presiden Prancis Emmanuel Macron Kunjungi China, Bahas Perang Ukraina dan Bisnis

Dikutip dari laman Russia Today, Sabtu (8/4/2023), Xi menanggapinya dengan mengatakan China 'bersedia untuk bersama-sama Prancis memohon kepada komunitas internasional untuk tetap rasional dan tenang' dan mengulangi posisi China dalam konflik tersebut.

"Pembicaraan damai harus dilanjutkan sesegera mungkin, dengan mempertimbangkan masalah keamanan yang masuk akal dari semua pihak dengan mengacu pada Piagam PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa), mencari resolusi politik dan membangun kerangka kerja keamanan Eropa yang seimbang, efektif dan berkelanjutan," kata Xi Jinping.

Berita Rekomendasi

Macron melanggar protokol dengan berbicara hampir dua kali lebih lama dari Xi, dan beralih ke tuntutan agar China mengutuk 'perang yang dilancarkan oleh Rusia melawan Ukraina'.

Menurut Politico, Xi Jinping 'terlihat tidak sabar dan kesal' saat Macron berbicara, dan 'menghela napas dalam-dalam' saat munculnya pembahasan mengenai Ukraina.

Sebelumnya, Macron mengumumkan perjalanan ke China tepat setelah Xi Jinping menghabiskan waktu tiga harinya di Moskwa, Rusia.

Xi Jinping menandatangani serangkaian perjanjian dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Pada satu titik, ia terdengar memberitahu Putin bahwa dua negara yang mereka pimpin akan mendorong perubahan yang belum pernah dilihat dunia selama lebih dari satu abad.

Baca juga: Zelenskyy Menyesal Lama Tak Menyapa Xi Jinping, Kini Undang Presiden China Berkunjung ke Ukraina

Sementara itu, 'masalah menumpuk di rumah Macron', pemogokan pekerja sanitasi membuat Prancis terkubur dalam sampah yang tidak dikumpulkan, sementara aksi protes massal menentang reformasi pensiun yang diberlakukannya melalui dekrit pun terus berlanjut di seluruh Prancis.

Jajak pendapat baru menunjukkan saingan politik Macron, yakni Marine Le Pen kini menjadi lebih populer.

Macron dijadwalkan melakukan perjalanan dari Beijing ke Guangzhou bersama Xi Jinping pada Jumat waktu setempat untuk pembicaraan lebih lanjut dan makan malam pribadi.

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen yang dibawa Macron untuk 'menampilkan persatuan Eropa' turut bertemu dengan Xi Jinping pada Kamis kemarin, namun tidak disertakan dalam banyak pertemuan bilateral.

Tampil dalam konferensi pers sendirian pada Kamis malam, Von der Leyen mengulangi poin pembicaraan antara Uni Eropa (UE) tanpa banyak memperhatikan tuan rumahnya.

Ia mengungkit Taiwan, mengatakan bahwa setiap ancaman kekerasan untuk mengubah statusnya 'tidak dapat diterima'.

Pejabat UE ini juga berpendapat bahwa memberikan senjata ke Rusia akan 'secara signifikan merusak hubungan antara UE dan China'.

Ia berharap China 'memainkan perannya dan mempromosikan perdamaian yang adil, yang menghormati kedaulatan teritorial Ukraina'.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas