Profil Dalai Lama, Pemimpin Spiritual Tibet, Minta Maaf usai Minta Bocah Isap Lidahnya
Pemimpin Spiritual Tibet, Dalai Lama ke-14, meminta maaf setelah videonya meminta seorang anak laki-laki mengisap lidahnya, viral.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Nuryanti
Sebagai hasil reformasi Dalai Lama, Tibet sepenuhnya didemokratisasi pada Mei 1990.
Pada tahun yang sama, orang-orang Tibet yang tinggal di pengasingan di India dan lebih dari 33 negara, memilih 46 anggota Majelis Tibet Kesebelas yang diperluas berdasarkan satu orang satu suara.
Majelis tersebut kemudian memilih anggota baru.
Sebagai langkah selanjutnya, di bulan September 2001, para pemilih Tibet secara langsung memilih Kalon Tripa, Ketua Kabinet.
Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah panjang Tibet, rakyat memilih pemimpin politik mereka secara langsung.
Baca juga: Pesan Dalai Lama Buat Kalangan Muslim Dunia Untuk Bersabar serta Menenangkan Pikiran dan Tersenyum
Sejak pemilihan Kalon Tripa, kepemimpinan Dalai Lama ke-14 berakhir.
Pada 2011, Dalai Lama menyerahkan otoritas politiknya kepada pemimpin yang terpilih.
Ia kemudian memutuskan pensiun dari dunia politik.
Pensiunnya Dalai Lama ke-14 sebagai pemimpin Tibet, sekaligus mengakhiri tradisi 368 tahun dimana Dalai Lama adalah kepala spiritual dan temporal Tibet.
Meraih Nobel Perdamaian
Pada 1989, Dalai Lama dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian untuk perjuangan tanpa kekerasan dan pembebasan TIbet.
Ia secara konsisten menyuarakan kebijakan non-kekerasan, bahkan saat menghadapi agresi ekstrem.
Dalai Lama juga menjadi peraih Nobel pertama yang diakui atas kepeduliannya terhadap masalah lingkungan global.
Dalai Lama telah melakukan perjalanan ke lebih dari 67 negara yang mencakup enam benua.