Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Argumen Emanuel Macron Bikin Menlu Jerman Buru-buru Terbang ke China

Jerman dan Prancis berbagi posisi yang sama dalam hubungan dengan China.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Argumen Emanuel Macron Bikin Menlu Jerman Buru-buru Terbang ke China
Odd ANDERSEN / AFP
Presiden Prancis Emmanuel Macron 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, TIANJIN - Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock telah secara signifikan 'menjauhkan' negaranya dari argumen Presiden Prancis Emmanuel Macron bahwa UEni Eropa (UE) membutuhkan lebih banyak 'otonomi strategis' dari Amerika Serikat (AS) saat berhadapan dengan China.

"Saat ini kami melihat betapa pentingnya memiliki mitra di seluruh dunia yang berbagi nilai-nilai kami, di sisi kami saat kami menghadapi ancaman keamanan kami sendiri," kata Baerbock di Tianjin, perhentian pertamanya dalam perjalanan tiga harinya ke China seperti yang dilaporkan media Politico pada Kamis kemarin.

Dikutip dari Russia Today, Jumat (14/4/2023), ia mengacu pada AS dan konflik yang sedang berlangsung di mana Jerman dan sebagian besar negara Uni Eropa (UE) secara terbuka mendukung Ukraina melawan Rusia.

"Itulah mengapa sangat penting bagi kami, karena kami rentan sebagai Jerman dan sebagai Uni Eropa, sehingga kami tidak dapat mengabaikan ketegangan di Selat Taiwan," tegas Baerbock.

Taiwan dijalankan oleh keturunan nasionalis China yang kalah, yang dievakuasi oleh pasukan Amerika dari daratan pada 1949.

Posisi China yang dikenal sebagai 'One China' adalah bahwa Taiwan adalah wilayah berdaulat China yang perlu diintegrasikan kembali, jika memungkinkan secara damai.

BERITA REKOMENDASI

Sementara AS dan UE secara resmi mendukung posisi ini, beberapa pejabat tinggi bahkan telah menuduh China ingin 'menyerang' pulau tersebut dan mendesak Barat untuk mempersenjatai Taiwan yang 'demokratis' melawan China yang 'otokratis'.

Baca juga: Macron Desak Eropa Jauhi Perseteruan Antara AS dan China Soal Taiwan

Macron mengunjungi Chinapada minggu lalu dan berusaha menekan China agar berpihak pada Barat dan melawan Rusia.

Dalam perjalanan kembali ke Paris, ia mengatakan kepada wartawan bahwa UE seharusnya tidak 'mengambil bagian dari agenda AS' saat menyoroti persoalan Taiwan dan menghadapi 'risiko besar' dengan terlibat 'dalam krisis yang bukan milik kita'.

Setelah mengkritik AS, Macron pun menggandakan komentarnya, mengatakan Prancis adalah sekutu AS, dan bukan 'pengikut' yang tidak dapat mengungkapkan pikirannya.

Saat beberapa pejabat Prancis dan UE telah mendukung sentimen Macron, AS bergegas meminta Perdana Menteri (PM) Polandia mendukung supremasi AS di benua itu.

Baca juga: Para Pengunjuk Rasa Bakar Restoran Mewah Favorit Presiden Emmanuel Macron di Paris

Baerbock pun menegaskan bahwa Jerman dan Prancis berbagi posisi yang sama dalam hubungan dengan China, karena 'kami berkoordinasi begitu erat di UE seperti dengan teman-teman kami di Prancis'.

Namun, ia juga berpendapat bahwa UE sangat peduli dengan 'akses bebas di Selat Taiwan', karena sebagian besar perdagangan dunia, termasuk 70 persen dari semua semikonduktor melewati wilayah tersebut.

Ia juga mengatakan bahwa Jerman memiliki beberapa 'ketergantungan' pada China yang 'tidak sehat', membandingkannya dengan hubungan Jerman sebelumnya dengan Rusia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas