25.000 Tentara Rusia dalam Siaga Tinggi di Laut Pasifik untuk Latihan Taktis
25.000 tentara Rusia dalam siaga tinggi di Laut Pasifik untuk latihan taktis. Rusia mengerahkan 167 kapal dalam latihan yang gelar pada 14-18 April.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nuryanti
Presiden Vladimir Putin menyatakan, pemeriksaan mendadak sejauh ini telah dilakukan pada tingkat tinggi.
Dia menekankan, militer Rusia saat ini fokus pada konflik dengan Ukraina, tapi menambahkan tidak ada yang membatalkan tugas untuk mengembangkan angkatan laut.
Sergei Shoigu menyatakan minggu lalu, pemeriksaan skala besar akan meningkatkan kemampuan angkatan bersenjata untuk melaksanakan tugas-tugas memukul mundur agresi musuh potensial dari arah maritim.
Baca juga: Grup Wagner Sudah Kepung Kota Bakhmut Dari Berbagai Arah, Pasukan Ukraina Semakin Terpojok
Rusia Gelar Latihan Militer secara Rutin
Rusia selama ini telah melakukan latihan militer secara rutin di berbagai wilayah, termasuk latihan terbaru di Pasifik.
Wakil Menteri Pertahanan, Alexander Fomin, memberi pengarahan kepada atase militer asing tentang latihan itu.
Ia menekankan, latihan itu dimaksudkan untuk menguji kesiapan Armada Pasifik untuk mengusir agresi.
Kementerian Pertahanan Rusia merilis video kapal perang dan kapal selam Rusia yang berlayar untuk latihan militer di Pasifik, seperti diberitakan PBS News.
Sebagai bagian dari latihan, unit marinir dikerahkan ke kapal pendarat amfibi dan sistem rudal pertahanan pesisir dipindahkan ke posisi tembak.
"Latihan perang ini sebagai bagian dari pelatihan reguler yang dimaksudkan untuk mempertahankan tingkat kesiapan angkatan bersenjata yang diperlukan,” kata Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.
Latihan Militer di Dekat Pulau Kuril
Sergei Shoigu mencatat, skenario untuk manuver membayangkan tanggapan terhadap upaya musuh untuk melakukan pendaratan di Pulau Sakhalin dan Kepulauan Kuril selatan, yang disengketakan dengan Jepang sejak akhir Perang Dunia II.
Jepang menegaskan hak teritorial atas Kepulauan Kuril, yang disebutnya Wilayah Utara milik Jepang.
Uni Soviet mengambilnya pada hari-hari terakhir Perang Dunia II.