25.000 Tentara Rusia dalam Siaga Tinggi di Laut Pasifik untuk Latihan Taktis
25.000 tentara Rusia dalam siaga tinggi di Laut Pasifik untuk latihan taktis. Rusia mengerahkan 167 kapal dalam latihan yang gelar pada 14-18 April.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, mengatakan lebih dari 25.000 tentara Rusia berada dalam siaga tinggi di Pasifik.
Pengerahan Armada Pasifik Rusia ini termasuk ratusan perangkat keras militer yang terlibat dalam pemeriksaan kesiapan tempur.
"Semua pasukan yang ikut serta dalam latihan, yang dimulai pada 14 April 2023, telah ditempatkan dalam siaga tinggi," kata Sergei Shoigu kepada Presiden Rusia, Vladimir Putin, pada Senin (17/4/2023).
“Mereka terlibat dalam latihan kebakaran dan latihan taktis, sambil juga berupaya meningkatkan interaksi antara berbagai cabang militer,” tambahnya, seperti diberitakan RT.
Dia mencatat ada 167 kapal, 12 kapal selam, dan 89 pesawat, serta helikopter yang menjadi bagian dari latihan tersebut.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-418: Menteri China ke Moskow - Larangan Impor Hasil Pertanian
Menurut Sergei Shoigu, tahap kedua dari pemeriksaan kejutan saat ini sedang berlangsung.
Kelompok militer ini menuju bagian selatan Laut Okhotsk, yang terletak di antara Semenanjung Kamchatka Rusia dan pulau Hokkaido Jepang.
Kapal-kapal itu akan melakukan tugas-tugas manuver tempur dan mensurvei situasi bawah air.
Latihan itu akan menguji kesinambungan tempur kapal selam rudal strategis dan kesiapan mereka untuk menggunakan senjata mereka.
Sergei Shoigu mengatakan, latihan pertahanan udara taktis juga telah dimulai.
Baca juga: Ujian Pengetahuan soal Operasi di Ukraina Syarat Wajib bagi Siswa Rusia yang Ingin Masuk Universitas
Latihan Tahap Akhir
Tahap akhir dari latihan ini dijadwalkan akan dimulai pada Selasa (18/4/2023).
Latihan tahap akhir ini akan melibatkan pembom strategis Rusia yang terbang ke bagian tengah Pasifik untuk melakukan serangan terhadap armada milik musuh simulasi.
Selain itu, akan ada lebih banyak latihan rudal dan artileri melawan target angkatan laut dan udara.
Presiden Vladimir Putin menyatakan, pemeriksaan mendadak sejauh ini telah dilakukan pada tingkat tinggi.
Dia menekankan, militer Rusia saat ini fokus pada konflik dengan Ukraina, tapi menambahkan tidak ada yang membatalkan tugas untuk mengembangkan angkatan laut.
Sergei Shoigu menyatakan minggu lalu, pemeriksaan skala besar akan meningkatkan kemampuan angkatan bersenjata untuk melaksanakan tugas-tugas memukul mundur agresi musuh potensial dari arah maritim.
Baca juga: Grup Wagner Sudah Kepung Kota Bakhmut Dari Berbagai Arah, Pasukan Ukraina Semakin Terpojok
Rusia Gelar Latihan Militer secara Rutin
Rusia selama ini telah melakukan latihan militer secara rutin di berbagai wilayah, termasuk latihan terbaru di Pasifik.
Wakil Menteri Pertahanan, Alexander Fomin, memberi pengarahan kepada atase militer asing tentang latihan itu.
Ia menekankan, latihan itu dimaksudkan untuk menguji kesiapan Armada Pasifik untuk mengusir agresi.
Kementerian Pertahanan Rusia merilis video kapal perang dan kapal selam Rusia yang berlayar untuk latihan militer di Pasifik, seperti diberitakan PBS News.
Sebagai bagian dari latihan, unit marinir dikerahkan ke kapal pendarat amfibi dan sistem rudal pertahanan pesisir dipindahkan ke posisi tembak.
"Latihan perang ini sebagai bagian dari pelatihan reguler yang dimaksudkan untuk mempertahankan tingkat kesiapan angkatan bersenjata yang diperlukan,” kata Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.
Latihan Militer di Dekat Pulau Kuril
Sergei Shoigu mencatat, skenario untuk manuver membayangkan tanggapan terhadap upaya musuh untuk melakukan pendaratan di Pulau Sakhalin dan Kepulauan Kuril selatan, yang disengketakan dengan Jepang sejak akhir Perang Dunia II.
Jepang menegaskan hak teritorial atas Kepulauan Kuril, yang disebutnya Wilayah Utara milik Jepang.
Uni Soviet mengambilnya pada hari-hari terakhir Perang Dunia II.
Perselisihan atas pulau-pulau itu membuat Jepang dan Uni Soviet tidak menandatangani perjanjian damai yang secara resmi mengakhiri permusuhan mereka.
Rusia telah menempatkan militernya di pulau-pulau itu dalam beberapa tahun terakhir.
Mereka juga mengerahkan jet tempur canggih, rudal anti-kapal, dan sistem pertahanan udara di sana.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina