TRIBUNNEWS.COM - Roket Starship SpaceX yang luncurkan dari Texas, Amerika Serikat (AS) meledak beberapa menit setelah diterbangkan.

Dikutip Guardian, peluncuran sempat dibatalkan awal pekan ini karena masalah tekanan.

Sistem roket Starship 120 meter lepas landas pada pukul 08.33 pagi waktu setempat.

Reuters melaporkan, siaran langsung SpaceX menunjukkan kapal roket naik dari menara peluncuran ke langit pagi saat mesin Raptor Super Heavy meraung hidup dalam bola api dan mengepulkan asap knalpot dan uap air.

SpaceX sebelumnya telah memperingatkan bahwa peluang keberhasilannya rendah dan tujuan uji terbang adalah untuk mengumpulkan data, terlepas dari apakah misi penuh telah tercapai.

Baca juga: SpaceX Terbangkan 4 Astronot Asal Amerika, Rusia, dan UEA ke Stasiun Luar Angkasa

Karyawan di SpaceX bersorak bahkan setelah roketnya hancur.

"Seolah-olah uji terbang tidak cukup menarik, Starship harus segera dibongkar," kata SpaceX dalam pernyataan di Twitter, mengacu pada ledakan tersebut.

Musk mengatakan dia mengembangkan Starship, yang sebelumnya bernama BFR (sangat diisyaratkan sebagai Big Fucking Rocket), sehingga manusia pada akhirnya bisa menjadi spesies antarplanet.

SpaceX mengklaim bahwa Starship yang memiliki kapasitas muatan hingga 150 ton akan mampu mengangkut puluhan orang dalam penerbangan antarplanet berdurasi panjang.

Baca juga: Ada Kendala Investasi SpaceX di IKN Nusantara, Menteri Bahlil: Sudah On The Track

Perusahaan telah mengumumkan rencana jangka panjang untuk menggunakan pesawat ruang angkasa sebagai pesawat ulang-alik untuk perjalanan komersial di Bumi, menjanjikan perjalanan dari London ke Tokyo dalam waktu kurang dari satu jam.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)