Update Perang Saudara di Sudan Hari ke-12, Pertempuran Tewaskan 459 Orang
Pertempuran meletus antara angkatan bersenjata Sudan dan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) pada 15 April 2023, kini 459 orang tewas.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Pertempuran meletus antara angkatan bersenjata Sudan dan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) pada 15 April 2023.
Dikutip dari Reuters, konflik ini telah menewaskan sedikitnya 459 orang dan melukai 4.072, menurut angka terbaru WHO.
Bentrokan telah melumpuhkan rumah sakit dan layanan penting lainnya.
Banyak orang terdampar di rumah mereka dengan persediaan makanan dan air yang semakin menipis.
Selengkapnya, simak rangkuman update perang saudara di Sudan berikut ini yang dikutip dari Al Jazeera:
Baca juga: Tempuh Perjalanan 16 Jam dengan Ferry, 560 WNI dari Sudan Telah Tiba di Jeddah
1. Pertempuran
- Sebagian upaya gencatan senjata yang ditengahi Amerika Serikat (AS) di Sudan tampaknya dipertahankan.
Tetapi menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), tidak ada tanda-tanda faksi yang bertikai siap untuk secara serius merundingkan perdamaian abadi.
- Gencatan senjata yang disepakati selama tiga hari sebagian besar diadakan di ibu kota, Khartoum, meski bentrokan terjadi di tempat lain di negara itu.
- Pada malam hari, tembakan dan ledakan terdengar di Omdurman, salah satu kota kembar Khartoum di Sungai Nil, tempat tentara menggunakan drone untuk menargetkan posisi Pasukan Dukungan Cepat (RSF).
- Kecemasan atas keamanan di Sudan diperparah ketika Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan tentang " risiko biologis yang sangat besar" setelah para pejuang menduduki laboratorium Khartoum yang menyimpan sampel kolera, campak, polio, dan penyakit menular lainnya.
Baca juga: WNI dari Sudan Akan Dipulangkan ke Tanah Air Dalam 2 Hingga 3 Hari Kedepan
2. Keadaan warga sipil
- Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB, Antonio Guterres, menggambarkan kekerasan dan kekacauan di Sudan sebagai “memilukan”.
"Perebutan kekuasaan membahayakan masa depan Sudan, dapat menyebabkan penderitaan selama bertahun-tahun, dan menghambat pembangunan selama beberapa dekade," katanya.
- Proses evakuasi warga sipil di Sudan masih berlanjut.
Kini warga sipil Turki pertama di Sudan sudah keluar dari negara itu pada Rabu (26/4/2023).
Tercatat, lebih dari 100 orang tiba dengan pesawat di bandara Istanbul.
Diharapkan akan ada beberapa penerbangan lagi untuk mengevakuasi warga Turki yang tersisa yang menyeberang ke Ethiopia dari Sudan.
Baca juga: VIDEO Indonesia Terjunkan Pasukan Elite Kopasgat ke Sudan: Misi Evakuasi 291 WNI di Khartoum!
- Sebuah kapal yang membawa hampir 1.700 warga sipil dari lebih dari 50 negara tiba di Arab Saudi, kata kementerian luar negeri kerajaan.
Militer Saudi telah mengevakuasi 2.148 orang, termasuk lebih dari 2.000 orang asing.
- Keberadaan mantan pemimpin Omar al-Bashir dipertanyakan setelah mantan menteri di pemerintahannya, Ali Haroun, mengumumkan dia melarikan diri dari penjara bersama mantan pejabat lainnya.
- Pertempuran telah menewaskan sedikitnya 459 orang dan melukai lebih dari 4.000 orang di seluruh negara terbesar ketiga Afrika itu, menurut PBB.
3. Upaya diplomasi
- Amerika Serikat telah memimpin upaya untuk mengakhiri ledakan kekerasan di Sudan.
- Juru bicara Departemen Luar Negeri, Vedant Patel, mengatakan para diplomat AS tetap "sangat terlibat" dengan semua pihak untuk mencoba memperpanjang gencatan senjata dan menjadikannya permanen - dengan harapan jalan menuju pemerintahan sipil.
- Molly Phee, diplomat top AS untuk Afrika, dan John Godfrey, duta besar AS untuk Sudan yang dievakuasi ikut andil dalam negosiasi dengan kedua jenderal yang bertikai di Sudan melalui bantuan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA).
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.