Populer Internasional: Israel Serang Jalur Gaza setelah Kematian Aktivis - 20 WNI Disekap di Myanmar
Rangkuman berita populer internasional, di antaranya serangan balasan Israel ke Jalur Gaza hingga kronologi penyekapan 20 WNI di Myanmar
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Rangkuman berita populer Tribunnews.com di kanal Internasional dapat disimak di sini.
Israel kembali serang Jalur Gaza setelah seorang aktivis meninggal di dalam tahanan saat melakukan mogok makan.
Di AS, Presiden Joe Biden mengirim 1.500 pasukan ke perbatasan Meksiko sebagai bentuk antisipasi melonjaknya imigran.
Sementara itu, 20 WNI disekap di Myanmar. Mereka tertipu lowongan kerja ke Thailand.
Selengkapnya, berikut berita populer internasional dalam 24 jam terakhir.
1. Israel Bom Jalur Gaza Pascakematian Pria Palestina di Tahanan karena Mogok Makan 86 Hari
Baca juga: Sosok Khader Adnan, Seorang Aktivis Palestina, Meninggal usai Mogok Makan 86 Hari di Penjara Israel
Jet Israel melancarkan serangan udara ke Gaza pada Selasa (2/5/2023) malam.
Ledakan keras terdengar di dekat pantai.
Ketegangan meningkat usai kematian seorang tahanan Palestina di penjara Israel yang melakukan aksi mogok makan selama 86 hari.
Dikutip dari Al Jazeera, pengeboman Israel terjadi menyusul tembakan roket dari Jalur Gaza pascakematian Khader Adnan pada Selasa pagi.
Media Hamas mengatakan pesawat Israel menghantam dua lokasi di kota Gaza.
Militer Israel mengatakan sedikitnya 26 roket ditembakkan dari daerah kantong itu.
Dua mendarat di kota selatan Sderot, melukai tiga orang, termasuk seorang warga negara asing berusia 25 tahun.
Layanan ambulans Israel mengatakan WNA itu menderita luka serius akibat pecahan peluru.
2. Joe Biden Kirim 1.500 Tentara ke Perbatasan Meksiko, Pembatasan Imigran Era Pandemi Segera Dicabut
Presiden AS Joe Biden mengirim 1.500 tentara tambahan ke perbatasan Meksiko sebagai bentuk antisipasi melonjaknya imigran karena pembatasan era pandemi Covid-19 akan dicabut bulan ini.
Mengutip The Guardian, pasukan aktif akan dikerahkan selama 90 hari mulai 10 Mei.
Mereka akan melengkapi pekerjaan patroli perbatasan AS tetapi tidak akan melakukan tugas penegakan hukum, kata Brigjen Pat Ryder, juru bicara Pentagon, dalam sebuah pernyataan.
Sebanyak 1.500 pasukan ini akan bergabung dengan 2.500 pasukan penjaga nasional yang sudah ditempatkan sebelumnya.
Pengerahan ini dilakukan setelah pembatasan Title 42, yang memungkinkan otoritas AS untuk segera mengusir migran non-Meksiko ke Meksiko tanpa memberi mereka kesempatan untuk mencari suaka, akan berakhir pada 11 Mei.
Donald Trump mengaktifkan kebijakan tersebut selama pandemi.
Joe Biden kemudian menerapkan kembali langkah itu, meskipun ada kritik dari pendukung imigrasi.
Sekarang para pejabat pemerintah Biden bersiap untuk mengakhiri Title 42 minggu depan.
El Paso, kota perbatasan Texas, telah mengumumkan keadaan darurat sebagai persiapan untuk kemungkinan masuknya lebih dari 35.000 pencari suaka yang saat ini terjebak di kota kembar Meksiko, Juárez.
3. Kronologi 20 WNI Disekap di Myanmar: Tertipu Lowongan Kerja Online ke Thailand, Berakhir di Myawaddy
Sejumlah 20 Warga Negara Indonesia (WNI) disekap di Myanmar, setelah tertipu lowongan kerja online yang diperoleh via WhatsApp.
Satu di antaranya wanita bernama Noviana Indah Susanti.
Dalam sebuah video berdurasi 2 menit, Noviana Indah Susanti bersama 19 orang lainnya mengaku disekap di Myawaddy, Myanmar.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Saya Noviana Indah Susanti, saya salah satu korban penipuan kerja online yang direkrut melalui WhatsApp," katanya.
"Kami di sini Warga Indonesia yang tertipu yang dipekerjakan sebagai scammer online. Ada 20 orang saya salah satu di antara mereka," lanjutnya.
Awalnya, 20 WNI itu mendapat tawaran lowongan kerja secara online.
Mereka kemudian diberangkatkan oleh agen yang menawarkan pekerjaan itu secara online ke Thailand, dengan iming-iming akan bekerja sebagai Customer Service (CS) dengan gaji dan bonus yang menjanjikan.
Namun, 20 WNI itu justru dikirim ke Myawaddy, Myanmar oleh agen yang berada di Thailand itu.
4. AS: Hasil Serangan Balasan ke Rusia akan Pengaruhi Hubungan Barat dan Ukraina
Ketua Komite Urusan Luar Negeri DPR AS, Michael McCaul mengatakan hasil serangan balasan ke Rusia akan mempengaruhi hubungan Barat dan Ukraina.
"Anda akan segera melihat serangan balasan (Ukraina)," kata McCaul kepada Bloomberg TV, Senin (1/5/2023).
"Saya pikir akan ada banyak hal yang dipertaruhkan dengan serangan balik ini," lanjutnya.
Michael McCaul menawarkan skenario yang mungkin terjadi jika Ukraina berhasil atau gagal dalam serangan balasan itu.
"Jika Ukraina berhasil di mata rakyat Amerika dan dunia, saya pikir itu akan menjadi pengubah permainan untuk dukungan yang berkelanjutan. Namun jika tidak berhasil, itu juga akan berdampak negatif," katanya, dikutip dari RT.
Michael McCaul yang berasal dari Partai Republik ini beberapa kali berkomentar soal bantuan AS kepada Ukraina.
(Tribunnews.com)