Batal Mundur Dari Bakhmut, Tentara Bayaran Wagner Dijanjikan Senjata Sebanyak Yang Dibutuhkan
Grup tentara bayaran Rusia, Wagner membatalkan rencana untuk pulang setelah setelah berbulan-bulan mengepung kota Bakhmut
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM – Grup tentara bayaran Rusia, Wagner membatalkan rencana untuk pulang setelah setelah berbulan-bulan mengepung kota Bakhmut (Artyomovsk).
Rusia telah menjanjikan untuk memasok senjata seperti yang diminta oleh kelompok pimpinan Yevgeny Prigozhin tersebut.
Prigozhin mengungkapkan bahwa Wagner telah dijanjikan amunisi yang cukup untuk melanjutkan pertempuran.
Baca juga: Ukraina Tuduh Rusia Gunakan Bom Fosfor di Bakhmut untuk Bakar Gedung Tanpa Penghuni
Pernyataan itu muncul setelah Prigozhin memperingatkan bahwa para pejuangnya akan dipaksa mundur dari kota pada 10 Mei kecuali kekurangan amunisi ditangani oleh Kementerian Pertahanan Rusia.
Dalam pesan suara yang diposting di saluran Telegramnya, Prigozhin mengatakan bahwa Wagner menerima "instruksi militer di mana kami dijanjikan amunisi dan senjata sebanyak yang kami butuhkan untuk melanjutkan aktivitas kami."
“Kami diberi tahu bahwa kami dapat melakukan aktivitas di Artyomovsk jika kami anggap perlu,” tambah Prigozhin.
Dia juga mengatakan bahwa Jenderal Angkatan Darat Sergey Surovikin, wakil komandan operasi militer Rusia di Ukraina, ditugaskan untuk “membuat semua keputusan yang berkaitan dengan kegiatan militer Wagner PMC berkoordinasi dengan Kementerian Pertahanan.”
Pada hari Jumat, Prigozhin mengatakan bahwa personel Wagner menderita kerugian besar karena kekurangan amunisi sebesar 70 persen.
Dia kemudian mengumumkan bahwa posisi yang dipegang oleh Wagner akan diserahkan kepada Akhmat, sebuah unit elit dari Chechnya Rusia.
Pertempuran sengit dan berdarah untuk kota pertambangan Artyomovsk, yang dikenal orang Ukraina sebagai Bakhmut, telah berkecamuk selama beberapa bulan.
Baca juga: Wagner Rusia Ancam Mundur dari Bakhmut, Militer Ukraina Justru Klaim Sebaliknya
Prigozhin mengklaim pasukannya telah menguasai hampir seluruh kota, sementara Ukraina bertahan di daerah kecil di bagian barat.
Memenangkan Artyomovsk, pusat logistik penting, akan memungkinkan pasukan Rusia untuk maju lebih jauh di Donbass.
Sudah Kepung Bakhmut
Wagner membebaskan dua distrik di kota Bakhmut dalam 24 jam terakhir.
Kota yang oleh Rusia disebut sebagai Artyomovsk kini, kata Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia Letnan Jenderal Igor Konashenkov, lambat laun mulai ditinggalkan oleh bala tentara Ukraina.
Mayoritas daerah telah dikuasai, dan kini Wagner sudah mengepung Bakhmut hingga bagian barat, sehingga pasukan Volodymyr Zelensky semakin terpojok dan kesulitan untuk keluar atau masuk ke kota yang tadinya didiami 75.000 warga tersebut.
"Unit penyerangan Wagner membebaskan dua distrik di bagian barat laut dan tenggara kota Artyomovsk ke arah Donetsk," kata Konashenkov dilaporkan TASS.
Menurut perwakilan resmi Kementerian Pertahanan, pasukan lintas udara menahan aksi musuh di sisi detasemen penyerangan.
Pada Sabtu (15/4/2023) atau sehari sebelumnya, wilayah utara dan selatan pinggiran Kota Bakhmut jatuh ke tangan Rusia.
Dikutip dari Kompas.com, Rusia telah mengklaim merebut pinggiran utara dan selatan Kota Bakhmut di Ukraina Kementerian Pertahanan Rusia menerangkan, dua kecamatan di pinggiran utara dan selatan kota telah direbut.
Baca juga: Rusia Tak Pasok Senjata, Wagner Ancam akan Mundur dari Bakhmut pada 10 Mei
Capaian ini tidak lepas dari upaya penyerangan yang dilakukan kelompok Wagner Rusia.
"Unit penyerangan Wagner berhasil maju, merebut dua distrik di pinggiran utara dan selatan kota," kata Kementerian Pertahanan Rusia, dikutip dari kantor berita AFP.
Menurut Kemenhan Rusia, pasukan Ukraina saat mundur sempat menghalangi pergerakan Moskwa.
Pasukan Ukraina sengaja menghancurkan infrastruktur kota dan bangunan tempat tinggal.
Tujuannya untuk memperlambat gerak maju pasukan Moskwa.
Sebelumnya, pada Kamis (13/4/2023), Moskwa mengklaim telah memotong pasukan Ukraina di Bakhmut.
Baca juga: Gedung Kremlin Diserang Drone, Rusia Klaim Putin Tak Terluka Sedikitpun
Namun, Ukraina membantah klaim itu.
Disebutkan, pihaknya masih memiliki akses ke pasukannya dan dapat mengirimkan amunisi.
Sebagaimana diketahui, Bakhmut adalah lokasi pertempuran terpanjang dan paling berdarah dari invasi militer Rusia.
Sejak musim panas lalu, pasukan Rusia bertempur merebut kota di Ukraina timur itu.
Bakhmut dianggap sangat penting meskipun menurut para analis nilai strategisnya kecil.
Dari sisi Ukraina, pertempuran di Bakhmut adalah kunci untuk menahan pasukan Rusia di sepanjang garis depan timur.