Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

AS Incar TNT Jepang untuk Peluru Artileri yang akan Dikirim ke Ukraina

AS mengincar TNT Jepang untuk peluru artileri yang akan dikirim ke Ukraina. AS disebut akan mengemasnya ke dalam selongsong peluru 155mm.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
zoom-in AS Incar TNT Jepang untuk Peluru Artileri yang akan Dikirim ke Ukraina
AFP/ARIS MESSINIS
Seorang prajurit Ukraina menyiapkan peluru artileri 155mm di dekat Bakhmut, Ukraina timur, pada 17 Maret 2023, di tengah invasi Rusia ke Ukraina. - AS disebut mengincar TNT dari Jepang untuk digunakan sebagai peluru artileri yang dikirim ke Ukraina. 

TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat (AS) berusaha untuk mengamankan pasokan TNT di Jepang untuk peluru artileri 155mm.

Dua orang informan Reuters mengatakan langkah itu diambil ketika AS mengirimkan senjata dan amunisi ke Ukraina untuk serangan balasan terhadap pasukan Rusia.

"Ada cara bagi Amerika Serikat untuk membeli bahan peledak (TNT) dari Jepang," kata orang yang mengetahui diskusi tentang masalah itu di Jepang.

Orang itu mengatakan AS ingin menyambungkan perusahaan Jepang ke dalam rantai pasokan TNT.

Kemudian, mengirimkan bahan peledak ke pabrik amunisi milik tentara AS yang akan mengemasnya ke dalam selongsong peluru 155mm.

Untuk Jepang yang telah meninggalkan perang, pengadaan apa pun dapat menimbulkan kontroversi karena aturan ekspor melarang perusahaan Jepang menjual barang-barang mematikan di luar negeri, seperti peluru howitzer.

Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-464: Kesepakatan Ekspor Biji-bijian Laut Hitam Dihentikan

"Meskipun demikian, AS disebut telah menemukan solusi untuk memungkinkan penjualan TNT di tengah kekurangan amunisi global," kata dua orang yang mengetahui masalah itu, dikutip dari Al Jazeera.

Berita Rekomendasi

Sumber lain mengatakan, Jepang menerima kunjungan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin minggu ini.

Disebutkan oleh sumber itu, pemerintah AS akan mengizinkan penjualan industri TNT karena bahan peledak itu bukan produk yang hanya digunakan untuk militer.

Kementerian Perdagangan, Industri dan Ekonomi Jepang serta Badan Akuisisi, Teknologi, dan Logistik Kementerian Pertahanan Jepang menolak untuk menjelaskan masalah ini.

Di sisi lain, pemerintah Jepang telah menunjukkan niatnya untuk memberikan dukungan bagi Ukraina.

Namun, tingkat bantuan itu masih diperdebatkan.

Artileri Ukraina dari brigade ke-24 membawa peluru 122mm untuk howitzer self-propelled 2S1 Gvozdika di posisi di sepanjang garis depan di sekitar Bakhmut, wilayah Donetsk, pada 10 Desember 2022 di tengah invasi Rusia ke Ukraina.
Artileri Ukraina dari brigade ke-24 membawa peluru 122mm untuk howitzer self-propelled 2S1 Gvozdika di posisi di sepanjang garis depan di sekitar Bakhmut, wilayah Donetsk, pada 10 Desember 2022 di tengah invasi Rusia ke Ukraina. (Ihor Tkachov / AFP)

Baca juga: Pasukan Ukraina Tembaki Perbatasan Rusia, 8 Warga Sipil Terluka di Belgorod

Departemen Luar Negeri AS hanya mengatakan bahwa Washington bekerja dengan sekutu dan mitra untuk memberikan dukungan yang dibutuhkan Ukraina.

Selain itu, Jepang juga telah menunjukkan kepemimpinan dalam mendukung pertahanan Ukraina.

Reuters menghubungi 22 pembuat bahan peledak yang terdaftar di situs web Asosiasi Industri Bahan Peledak Jepang.

Satu-satunya perusahaan yang menanggapi adalah perusahaan Chugoku Kayaku yang berbasis di Hiroshima.

Perusahaan itu mengatakan mereka belum menerima pertanyaan langsung dari pemerintah AS atau militer AS. 

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas