Penembakan Massal di AS, 2 Orang Tewas dan 5 Terluka setelah Hadiri Wisuda SMA
Dua orang tewas dan lima terluka setelah menghadiri wisuda SMA Huguenot di Richmond, Virginia, Amerika Serikat. Satu tersangka ditangkap.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Seorang pria bersenjatakan empat pistol membunuh dua orang dan melukai lima lainnya dalam penembakan massal.
Penembakan itu terjadi di luar upacara wisuda SMA Huguenot di Richmond, Virginia, Amerika Serikat (AS), pada Selasa (6/6/2023).
Polisi mengatakan mereka menangkap satu tersangka, seorang pria berusia 19 tahun yang mengenal salah satu korban.
Pria itu menembaknya di tengah kerumunan yang baru saja keluar dari upacara pembukaan SMA Huguenot di dalam sebuah teater di kampus Universitas Persemakmuran Virginia.
"Tersangka kemungkinan akan didakwa dengan dua dakwaan pembunuhan tingkat dua di samping pelanggaran lainnya," kata Kepala Polisi sementara Richmond Rick Edwards dalam konferensi pers, dikutip dari Reuters.
Edwards menyebut perilaku penembak itu menjijikkan dan pengecut.
Baca juga: Pelaku Penembakan Massal di Jepang yang Tewaskan 4 Orang Ditangkap, Anak Politisi
"Ketika Anda memiliki kerumunan seperti ini, orang yang tidak bersalah akan terperangkap dalam kekacauan, dan itulah yang terjadi hari ini," kata Edwards.
"Jelas, ini seharusnya menjadi tempat yang aman...Sangat tragis bahwa seseorang memutuskan untuk membawa senjata ke insiden ini dan menghujani komunitas kami dengan teror," katanya.
"Korban yang meninggal dunia adalah pria berusia 18 dan 36 tahun," kata Edwards.
Dia tidak mengkonfirmasi laporan berita televisi WWBT bahwa korban adalah ayah dan anak.
Baca juga: Polisi AS Berspekulasi Pelaku Penembakan Massal di Texas Memiliki Keyakinan Ekstremis
Di antara yang terluka, seorang pria berusia 31 tahun menderita luka parah dan empat pria lainnya berusia 14, 32, 55 dan 58 terluka ringan.
"Selain itu, seorang gadis berusia 9 tahun ditabrak mobil dalam kekacauan yang terjadi, dan banyak orang lainnya terluka karena jatuh atau menderita kecemasan,' kata Edwards.
Tersangka melarikan diri dari tempat kejadian dengan berjalan kaki.
Ketika ditangkap, pria itu memiliki empat pistol, tiga di antaranya mungkin telah ditembakkan.
Penyelidikan masih terlalu dini untuk memastikannya.
Baca juga: Penembakan Massal di New Mexico, 3 Orang Tewas, 2 Polisi Terluka
Penembakan massal itu adalah yang ke-279 di Amerika Serikat dalam 157 hari pertama tahun 2023, menurut Arsip Kekerasan Senjata, menggunakan definisi empat orang atau lebih yang ditembak atau dibunuh dalam satu insiden, tidak termasuk penembaknya.
Walikota Richmond Levar Stoney menyebut penembakan itu sebagai tindakan egois dan tidak masuk akal.
"Seorang anak harus bisa pergi ke wisuda mereka dan berjalan menuju wisuda dan menikmati pencapaian bersama teman dan keluarga mereka," kata Stoney kepada wartawan saat konferensi pers Selasa (6/6/2023) malam, dikutip dari ABC News.
Sementara itu, sekolah lain yang akan menggelar wisuda memutuskan untuk membatalkan acara itu.
"Upacara kelulusan Sekolah Menengah Thomas Jefferson yang dijadwalkan Selasa malam telah dibatalkan, dan semua Sekolah Umum Richmond akan ditutup pada hari Rabu karena sangat berhati-hati," kata distrik sekolah.
Gubernur Virginia Glenn Youngkin mengatakan penegakan hukum negara bagian mendukung polisi Richmond dalam penyelidikan.
"Pemerintahan saya terus memantau penembakan mengerikan di jantung Richmond malam ini," cuit Youngkin di Twitter.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Penembakan Massal