Rusia Kembali Normal Usai Pasukan Wagner Mundur dari Rostov-on-Don, Kondisi WNI Aman
Jose Tavares menyebut kondisi para WNI di Rusia saat ini dalam keadaan aman usai pasukan tentara bayaran Wagner mencoba memberontak.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Moskow mengimbau para WNI yang tinggal di Rusia, khususnya di Rostov dan Veronezh, untuk sementara waktu tidakkeluar rumah, seiring meletusnya pemberontakan yang dilakukan pasukan tentara bayaran Wagner terhadap Pemerintah Rusia.
KBRI Moskow juga mengimbau para WNI untuk tetap waspada.
"Merujuk perkembangan situasi di wilayah Rusia, KBRI mengimbau seluruh WNI agar tetap tenang dan mengikuti arahan pemerintah setempat dan sumber berita resmi untuk kewaspadaan keamanan diri," demikian pernyataan resmi Kedubes Moskow di akun Instagram resminya @indonesiainmoscow, Minggu (25/6/2023).
"Selalu membawa dokumen perjalanan/identitas diri dalam bepergian dan aktivitas sehari-hari," lanjut unggahan tersebut.
Baca juga: Bos Wagner Akhiri Percobaan Kudeta Rusia, Tarik Pasukan Mundur dan akan Pindah ke Belarus
Khusus para WNI di Voronezh dan Rostov, mereka diminta untuk tidak bepergian ke luar rumah jika tidak ada keperluan mendesak.
"Untuk WNI di Voronezh dan Rostov agar mematuhi peraturan pemerintah setempat untuk tidak keluar rumah/asrama/tempat tinggal jika tidak ada keperluan yang mendesak," ujar Kedubes Moskow.
KBRI Moskow juga mengimbau para WNI untuk selalu mengupdate kondisinya di Lapor Diri Online di Portal Peduli WNI.
"Lakukan kewajiban Lapor Diri Online di Portal Peduli WNI bagi WNI yang belum melakukannya. Terima kasih," demikian bunyi imbauan itu.
Duta Besar RI untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus, Jose Tavares, menyebut kondisi para WNI di Rusia saat ini dalam keadaan aman usai pasukan tentara bayaran Wagner mencoba memberontak.
"WNI dalam keadaan aman," kata Jose, Minggu (25/6/2023).
Ia menuturkan saat ini ada 25 WNI yang tercatat tinggal di Rostov-on-Don Voronezh.
"Di Rostov on Don ada 11 orang dan di Voronezh ada 14 orang," ungkapnya.
Baca juga: Pemberontakan di Rusia, KBRI Moskow Keluarkan Peringatan untuk WNI
Kondisi di Rusia sendiri menurut Jose saat ini sudah kembali normal usai pasukan tentara bayaran Wagner mundur dari Rostov-on-Don.
"Kondisi sekarang kembali normal karena Private Military Wagner sudah kembali ke kamp mereka," ujarnya.
Sebelumnya bos tentara bayaran Wagner, Yevgeny Prigozhin, sempat mengerahkan pasukannya ke Moskow untuk menggulingkan Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu.
Padahal, Wagner Group merupakan tentara swasta yang telah Putin andalkan untuk membantu pasukan Rusia menginvasi Ukraina sejak awal agresi berlangsung.
Dalam percobaan pemberontakan itu Prigozhin mengklaim berhasil menguasai fasilitas militer dan lapangan terbang di Rostov-on-Don, Rusia, pada Sabtu (24/6/2023) pukul 07.30 waktu setempat.
"Ini bukan kudeta militer, tapi pawai keadilan," ujar Prigozhin dikutip dari Associated Press.
Prigozhin mengklaim membawa 25 ribu pasukan ke Kota Rostov.
Ia menuntut Menteri Pertahanan Sergei Shoigu agar datang ke kota tersebut.
Ia juga meminta Shoigu dan Kepala Staf Umum Valery Gerasimov dipecat karena dianggap menghancurkan dalam perang melawan Ukraina.
Baca juga: Antony Blinken: Putin Harus Pertahankan Ibu Kota Rusia dan Lawan Tentara Bayaran Buatannya Sendiri
Belakangan Prigozhin menarik mundur pasukannya demi menghindari pertumpahan darah di Moskow.
"Kami menarik barisan kami dan kembali ke kamp lapangan," katanya, Sabtu (24/6/2023) waktu setempat, dilansir AFP.
"(Kami) paham pentingnya momen itu dan tidak ingin menumpahkan darah Rusia," lanjutnya.
Tak hanya menarik mundur pasukannya, Prigozhin juga dikabarkan pergi meninggalkan Rusia menuju Belarusia.
Presiden Belarusia Alexander Lukashenko yang merupakan sekutu dekat Presiden Vladimir Putin, menjadi broker kesepakatan dengan Prigozhin.
Lukashenko mengatakan dia dan Prigozhin sepakat menerapkan gencatan senjata.
Akibat percobaan pemberontakan tentara bayaran Wagner itu, Presiden Vladimir Putin dikabarkan sempat 'kabur' meninggalkan Rusia.
Sejumlah laporan menyebut pesawat kepresidenan Putin telah lepas landas dari Bandara Vnukovo Moskow pada Sabtu sekitar pukul 14.16 setempat, menuju barat laut.
Menurut data dari situs pelacakan FlightRadar, pesawat kepresidenan Rusia bernomor Il-96-300PU mencapai area Tver, sekitar 177 kilometer dari Moskow dan kediaman Putin sebelum akhirnya radar menghilang dari sistem.
Namun belum ada informasi apakah Putin ada di pesawat kepresidenan tersebut.
Namun, juru bicara kepresidenan, Dmitry Peskov, kepada kantor berita Rusia TASS bahwa sang presiden "bekerja di Kremlin."
Sementara itu media online Ukraina, Ukrainska Pravda, Putin disebut telah meninggalkan Moskow dan berupaya menuju Valdai di Novgorod, barat laut Moskow.
Di sisi lain media investigasi Rusia, The Insider, melaporkan sebuah pesawat khusus militer Rusia juga lepas landas dari Moskow dan tiba di St Petersburg sekitar pukul 15.00 waktu setempat.
Beberapa pejabat Rusia juga dilaporkan kabur keluar Moskow di waktu yang sama menggunakan jet-jet pribadi mereka.
Putin sendiri menyebut pemberontakan Wagner Group ini sebagai "ancaman mematikan" Rusia dan mendesak negaranya untuk bersatu.
Ia juga mencap tindakan Wagner ini sebagai pengkhianatan dan bersumpah akan menjatuhkan "hukuman yang tak terhindarkan".
Namun belakangan Kremlin menegaskan mencabut segala tuntutan kriminal terhadap Prigozhin dan tentaranya.
Juru bicara Putin, Dmitry Peskov, mengatakan bahwa segala tuntutan kriminal terhadap Prigozhin dan pasukannya akan dicabut.
"Tuntutan kriminal terhadap dia (Prigozhin) akan dicabut. Dia akan pergi ke Belarusia," kata Peskov seperti dikutip AFP pada Minggu (25/6/2023). (tribun network/ras/dod)