Kerusuhan di Prancis Berlanjut di Hari ke-5, Setidaknya 719 Orang Ditangkap dalam Semalam
Kerusuhan di Prancis memasuki hari kelima. Setidaknya 719 orang ditangkap pada Sabtu malam. Kerisuhan dipicu remaja yang ditembak mati polisi.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Prancis menyebut ratusan orang ditangkap di malam kelima kerusuhan yang terjadi di negeri tersebut, Minggu (2/7/2023).
Dilansir scmp.com, kerusuhan dipicu tewasnya Nahel M, remaja 17 tahun yang ditembak polisi karena melanggar peraturan lalu lintas pada Selasa lalu.
Tewasnya Nahel M terekam dalam video, yang kemudian menyebar di media sosial dan memicu kemarahan atas kekerasan polisi terhadap minoritas, memperlihatkan ketegangan rasial di Prancis.
Seorang polisi berusia 38 tahun telah didakwa melakukan pembunuhan atas kematian Nahel dan kini telah ditahan.
Pada hari Minggu, kementerian dalam negeri Prancis mengatakan polisi telah melakukan 719 penangkapan semalam, setelah sekitar 1.300 penangkapan pada malam sebelumnya.
Sekitar 45 petugas polisi atau polisi terluka, 577 kendaraan dibakar, 74 bangunan dibakar dan 871 kebakaran terjadi di jalan-jalan dan ruang publik lainnya.
Baca juga: Presiden Emmanuel Batal ke Jerman Gara-gara Rusuh di Prancis
Sementara angka nasional menunjukkan penurunan ketegangan secara keseluruhan di seluruh negeri, polisi masih mencatat sejumlah insiden.
Walikota di sebuah kota di selatan Paris mengatakan para perusuh telah menabrakkan mobil ke rumahnya, melukai istri dan salah satu anaknya.
Para pengunjuk rasa, yang sebagian besar anak di bawah umur, telah membakar mobil, merusak infrastruktur, dan bentrok dengan polisi.
Polisi telah mengerahkan pasukannya ke kota-kota penting di seluruh Prancis.
Sekitar 45.000 polisi dikerahkan di seluruh Prancis, jumlah yang sama seperti malam sebelumnya.
Bantuan juga dikirim ke titik-titik konflik hari sebelumnya, termasuk Lyon, Grenoble, dan Marseille.
Dari jumlah tersebut, 7.000 polisi terkonsentrasi di Paris dan pinggirannya, termasuk di sepanjang hotspot wisata jalan Champs Elysees di pusat kota Paris.
Sebelumnya, muncul seruan di media sosial untuk membawa kerusuhan ke jantung ibu kota.
Pengerahan besar-besaran polisi telah membantu mengendalikan kekerasan, kata Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin.
“Malam yang lebih tenang berkat tindakan tegas dari pasukan keamanan,” tulisnya di Twitter pada Minggu pagi.
Baca juga: Kericuhan Prancis: Kematian pemuda yang memicu kerusuhan di pinggiran kota Paris
Di Marseille, yang dilanda bentrokan hebat dan penjarahan, polisi membubarkan sekelompok pemuda pada Sabtu malam di Canebiere, jalan utama yang melintasi pusat kota, kata wartawan AFP.
Sejumlah kota telah mengumumkan jam malam.
Protes kali ini memunculkan krisis baru bagi Presiden Emmanuel Macron yang berharap untuk melanjutkan periode keduanya setelah menghentikan protes berbulan-bulan yang meletus pada Januari karena keputusannya menaikkan usia pensiun.
Macron memutuskan menunda kunjungan kenegaraan ke Jerman yang dijadwalkan dimulai pada hari Minggu, karena masih panasnya situasi di dalam negeri.
Pemakaman Nahel dan hari berkabung
Upacara pemakaman Nahel diadakan pada hari Sabtu di Nanterre, tempat tinggalnya.
Acara itu ditandai dengan "refleksi" dan berlangsung tanpa insiden, kata seorang saksi.
Dalam upaya untuk membatasi kekerasan yang sedang berlangsung, bus dan trem di Prancis telah berhenti beroperasi setelah jam 9 malam dan penjualan kembang api besar serta cairan yang mudah terbakar telah dilarang.
Kota Marseille telah menghentikan semua transportasi perkotaan mulai pukul 18:00.
Macron juga telah mendesak orang tua untuk bertanggung jawab atas perusuh di bawah umur, yang sepertiga di antaranya “muda atau sangat muda”.
Baca juga: Kerusuhan Prancis Menyebar, Kemenlu RI Sebut Tidak Ada WNI Terdampak
Menteri Kehakiman Eric Dupond-Moretti mengatakan pada hari Sabtu bahwa 30 persen dari mereka yang ditangkap adalah anak di bawah umur, sementara Darmanin mengatakan usia rata-rata dari mereka yang ditangkap adalah 17 tahun.
Kekhawatiran dari luar negeri
Kerusuhan kali ini menimbulkan kekhawatiran di luar negeri.
Sebab, Prancis adalah tuan rumah Piala Dunia Rugbi pada musim gugur dan Olimpiade Paris pada musim panas 2024.
Inggris dan negara Eropa lainnya memperbarui saran perjalanan untuk memperingatkan wisatawan agar menjauh dari daerah yang terkena dampak kerusuhan.
Konsulat China di Marseille juga memperingatkan warganya untuk "waspada dan berhati-hati" setelah media yang dikelola pemerintah melaporkan pelemparan batu terhadap sebuah bus yang membawa turis China di kota selatan.
Polisi di kota perbatasan Swiss, Lausanne, menahan tujuh orang setelah massa berkumpul dan menyebabkan kerusakan pada sebuah toko, kantor berita Keystone SDA melaporkan pada hari Minggu.
Polisi melaporkan bahwa lebih dari 100 pemuda telah berkumpul di kota di Danau Jenewa pada Sabtu malam.
Mereka menanggapi demonstrasi kekerasan di Prancis setelah kematian Nahel pada hari Selasa.
Mereka yang ditahan termasuk enam anak di bawah umur berusia antara 15 dan 17 tahun dan seorang pria berusia 24 tahun.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)