Rusia Akui Pindahkan 700.000 Anak dari Zona Perang di Ukraina ke Wilayahnya
Seorang politisi Rusia, Grigory Karasin mengakui Rusia telah memindahkan 700.000 anak dari zona perang di Ukraina ke Rusia dengan alasan keamanan.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Kepala komite internasional di Dewan Federasi Rusia, Grigory Karasin mengatakan telah membawa lebih dari 700.000 anak dari Ukraina ke wilayahnya.
Mereka adalah anak-anak yang berada di zona konflik.
"Dalam beberapa tahun terakhir, 700.000 anak telah menemukan tempat perlindungan bersama kami, melarikan diri dari pengeboman dan penembakan dari daerah konflik di Ukraina," kata Grigory Karasin, Minggu (2/7/2023).
"Sudah diketahui umum bahwa Rusia, tidak seperti sejumlah negara Eropa, selalu memperlakukan anak-anak dengan perhatian dan kehangatan," lanjutnya, dikutip dari Sky News.
Anggota parlemen senior itu juga mengatakan, Rusia baru-baru ini membentuk komisi parlementer untuk menyelidiki kejahatan Ukraina terhadap anak di bawah umur, dengan pertemuan pertama berlangsung pada 30 Juni 2023.
Rusia mengklaim programnya membawa anak-anak dari Ukraina ke wilayah Rusia adalah untuk melindungi anak yatim piatu dan anak-anak yang ditinggalkan di zona perang.
Baca juga: Ukraina Klaim Pasukan Rusia Deportasi Paksa Warga Sipil di Kherson
Namun, pejabat di pemerintahan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh deportasi ilegal puluhan ribu anak.
Penyelidik PBB mengatakan, deportasi paksa anak-anak Ukraina oleh Rusia ke daerah-daerah yang berada di bawah kendalinya merupakan kejahatan perang.
Sebagian besar pergerakan orang dan anak-anak terjadi dalam beberapa bulan pertama perang, dikutip dari Independent UK.
Rusia juga membawa mereka sebelum Ukraina memulai serangan balasan utamanya untuk mendapatkan kembali wilayah pendudukan di timur dan selatan.
Baca juga: Balas Surat Penangkapan Vladimir Putin, Kremlin Selidiki Jaksa ICC Karim Khan
Pada Juli 2022, Amerika Serikat memperkirakan, Rusia mendeportasi paksa 260.000 anak.
"Perkiraan dari berbagai sumber, termasuk pemerintah Rusia, menunjukkan bahwa pihak berwenang Rusia telah menginterogasi, menahan, dan secara paksa mendeportasi antara 900.000 dan 1,6 juta warga Ukraina, termasuk 260.000 anak-anak, dari rumah mereka ke Rusia – seringkali ke daerah terpencil di Timur Jauh," tulis Pemerintah AS di laman resminya.
Sementara itu, Kementerian Integrasi Wilayah Pendudukan Ukraina, mengatakan 19.492 anak Ukraina saat ini dianggap dideportasi secara ilegal.
Perintah Penangkapan Putin dan Maria atas Pendeportasian Anak-anak Ukraina
Baca juga: Zelensky Temui Presiden ICC di Belanda, Minta Rusia Diadili atas Perang di Ukraina
Seorang politi Rusia, Grigory Karasin mengakui Rusia telah memindahkan 700.000 anak dari zona perang di Ukraina ke Rusia dengan alasan keamanan.
Komisaris Presiden Rusia untuk Hak Anak, Maria Lvova-Belova, dan Presiden Rusia Vladimir Putin menjadi target ICC (Pengadilan Kriminal Internasional) terkait dugaan deportasi ilegal anak-anak Ukraina ke Rusia.
ICC mengeluarkan surat penangkapan untuk kedua tokoh Rusia tersebut pada 17 Maret 2023, dikutip dari CNN Internasional.
Pengadilan Internasional itu juga mengatakan Putin memikul tanggung jawab pidana individu atas dugaan kejahatan yang dilakukan secara langsung bersama orang lain.
Selain itu, Putin juga disebut gagal melakukan kontrol dengan baik atas bawahan sipil dan militer yang melakukan tindakan itu.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)