Punya 6 Anak Perempuan, Wanita Ajukan Cerai karena Suami Ingin Anak Laki-laki, Ditolak Pengadilan
Wanita di China ceraikan suami karena sudah tidak tahan lagi diminta melahirkan anak laki-laki. Keenam anaknya semuanya perempuan.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Pengadilan di China membuat marah publik karena menolak permintaan seorang wanita untuk menceraikan suaminya.
Wanita tersebut telah melahirkan 6 anak yang semuanya perempuan.
Sementara itu, sang suami bersikukuh ingin memiliki anak laki-laki.
Sang istri menceraikan suaminya karena tidak sanggup lagi untuk hamil dan melahirkan anak.
Dilaporkan scmp.com, wanita bermarga Xiong itu, yang berasal dari provinsi Hunan di China tengah, mendapat banyak simpati di media sosial.
Xiong memiliki empat anak perempuan bersama suaminya, Ou, sebelum mereka menikah pada tahun 2015.
Baca juga: Viral di China Bocah Lompat dari Lantai 5 karena Dipukuli Ibunya, UU Perlindungan Anak Jadi Sorotan
Pasangan itu kemudian memiliki anak perempuan kembar.
Xiong mengatakan bahwa membesarkan enam anak membuatnya kelelahan.
Tetapi Ou disebut mengatakan kepadanya bahwa dia tidak ingin berhenti memiliki anak sampai dia memiliki anak laki-laki.
Xiong mengatakan dia terkejut dan menyadari bahwa suaminya memandangnya tidak lebih dari sekadar 'mesin bayi'.
Pada Oktober 2019, Xiong sudah tidak tahan lagi.
Ia melarikan diri dan tinggal bersama orang tuanya dan tidak pernah berhubungan dengan Ou atau putrinya sejak itu.
Pada bulan Juni 2023, Xiong mengajukan gugatan cerai ke pengadilan setempat dengan mengatakan pernikahannya dengan Ou telah gagal.
Namun, selama persidangan, Hakim Tan Mengsi menentang perceraian tersebut.
Sang hakim menyebut Xiong gagal memenuhi perannya dengan tidak membesarkan putrinya.
Hakim Tan juga mengklaim bahwa Xiong tidak dapat membuktikan pernikahannya telah gagal.
Baca juga: Wanita di China Lebih Pilih Mati karena Lumpuh Seumur Hidup, Rela Bayar Orang untuk Ambil Nyawanya
Pengadilan menolak permohonan cerai Xiong dan memerintahkannya untuk kembali ke suaminya untuk menjaga keenam putrinya serta melakukan tanggung jawab keluarga lainnya yang tidak ditentukan.
Kisah tersebut telah memicu kritik di media sosial China.
Postingan berita tersebut di Weibo mendapat lebih dari 12.000 komentar.
Satu orang berkata: “Apakah hakim kehilangan akal sehatnya? Dia menghancurkan kehidupan wanita itu.”
Orang lain berkata: "Ini sangat mencekik."
Harapan bahwa perempuan akan melahirkan anak laki-laki adalah bagian dari pola pikir tradisional sejak zaman kuno di China.
Data sensus untuk tahun 2021 yang dirilis oleh Biro Statistik Nasional China mengungkapkan bahwa rasio gender masih condong ke laki-laki, dengan 723 juta laki-laki dibandingkan dengan 689 juta perempuan pada tahun 2020.
Data tersebut juga mengungkapkan bahwa dalam rentang usia pernikahan tradisional 20 hingga 40 tahun, terdapat 20 juta lebih banyak laki-laki daripada perempuan.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.