Badan Kepolisian Jepang Gunakan Peralatan Pendeteksi & Penjagaan 3D, Disebar di 27 Prefektur
Badan Kepolisian Nasional Jepang berencana untuk menggunakan perangkat yang dapat mereproduksi gambar lokasi penjagaan dalam bentuk 3D.
Editor: Dewi Agustina

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Jelang peringatan satu tahun pembunuhan mantan PM Jepang Shinzo Abe, Badan Kepolisian Nasional Jepang berencana untuk menggunakan perangkat yang dapat mereproduksi gambar lokasi penjagaan dalam bentuk 3D.
"Peralatan pendeteksi dan penjagaan polisi 3D tersebut nantinya akan disebar ke berbagai markas kepolisian di 27 prefektur di Jepang," ungkap sumber Tribunnews.com, Jumat (7/7/2023).
Baca juga: Jepang Umumkan Nama-nama Pelaku Penipuan Subsidi Pemerintah Bagi Warga Terdampak Covid-19
Dengan peralatan 3D tersebut, polisi bisa memonitor dan mengawasi ketat seluruh bagian ruangan yang digunakan untuk para VIP atau aktivitas politik lainnya, misalnya kampanye pemilu di Jepang.
Sistem penjagaan kepolisian Jepang telah diperkuat, dan departemen yang berspesialisasi dalam menjaga pejabat, yang hanya tersedia di Departemen Kepolisian Metropolitan dan Polisi Prefektur Osaka, didirikan pula di 17 markas polisi, termasuk ke tempat penembakan mantan PM Abe, sehingga informasi terperinci dapat diperoleh dan dapat dibagi antara polisi setempat.
Di sisi lain, menanggapi insiden di mana sebuah bahan peledak dilemparkan di dekat Perdana Menteri FumioKishida yang berkunjung untuk mendukung pemilihan pada bulan April 2023, Badan Kepolisian Nasional memprioritaskan tempat pidato di dalam ruangan untuk memfasilitasi pemeriksaan bagasi.
Partai politik Jepang diminta untuk mengambil langkah-langkah keamanan, seperti menjaga jarak dari penonton saat tampil di luar ruangan.
"Selanjutnya, di masa mendatang, kami akan memperkenalkan AI (kecerdasan buatan) ke dalam patroli dunia maya, memperkuat langkah-langkah terhadap informasi terkait pembuatan senjata dan bahan peledak di internet, dan mengumpulkan informasi untuk mencegah kejahatan jenis serigala tunggal yang disebut pelanggar pinjaman," ujarnya.
Baca juga: Biaya Pemakaman Mantan PM Jepang Shinzo Abe 400 Juta Yen Lebih Rendah Daripada Anggaran Semula
"Merupakan kebijakan kami untuk memperkuat langkah-langkah untuk mencegah terulangnya, seperti mempercepat pembentukan sistem."
Para ahli yang akrab dengan penanggulangan anti-terorisme berasumsi dan persiapan sangat penting.
"Insiden sensasional di mana mantan perdana menteri ditembak mati memaksanya untuk meninjau dan meninjau ulang sistem keamanan, tetapi itu sangat sederhana sehingga membuahkan hasil hanya dalam satu tahun," kata Isao Itabashi, direktur pusat penelitian Institut Riset Kebijakan Publik, yang berpengalaman dalam langkah-langkah kontra-terorisme.
"Itu bukan apa-apa. Sangat penting untuk meningkatkan kemampuan petugas polisi yang memberikan perlindungan, dan untuk membuat asumsi dan mempersiapkan situasi saat ini di mana senjata dan bahan peledak dibuat berdasarkan informasi di internet."
Terkait lokasi pilkada yang menjadi sasaran, Isao Itabashi mengatakan politisi yang menjadi penyelenggara harus lebih awas, berdiskusi dengan polisi dan membuat rambu-rambu.
"Kalau polisi menggunakan pengamanan berlebihan, ada kemungkinan melanggar kebebasan individu, jadi sambil menjaga "keseimbangan antara kebebasan dan keamanan", ujarnya.
"Mungkin bisa berpikir tentang bagaimana menciptakan lingkungan yang aman setelah insiden penembakan. Bukankah begitu?" kata Itabashi.
Sementara itu bagi para pecinta Jepang dapat bergabung gratis ke dalam whatsapp group Pecinta Jepang dengan mengirimkan email ke: info@sekolah.biz Subject: WAG Pecinta Jepang. Tuliskan Nama dan alamat serta nomor whatsapp.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.