Kesal Terus Diminta Pasok Senjata oleh Ukraina, Inggris: Kami Bukan Toko Amazon
Inggris kesal saat merespons permintaan Ukraina terkait pengadaan senjata untuk negara yang sedang terlibat konflik dengan Rusia itu.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, VILNIUS - Inggris kesal saat merespons permintaan Ukraina terkait pengadaan senjata untuk negara yang sedang terlibat konflik dengan Rusia itu.
Hal ini disampaikan Menteri Pertahanan Inggris, Ben Wallace yang meminta Ukraina untuk tidak mengajukan banyak tuntutan kepada negara-negara yang selama ini telah membantunya.
"Ukraina harus menggunakan nada yang tidak terlalu menuntut saat berbicara dengan negara-negara yang mempersenjatainya untuk berperang melawan Rusia," kata Wallace.
Dikutip dari laman Russia Today, Kamis (13/7/2023), Wallace pun menyindir Ukraina yang banyak menuntut dan menyebut bahwa Inggris dan negara NATO lainnya termasuk Amerika Serikat (AS) bukan situs Amazon yang memiliki banyak stok barang.
"Kami bukan Amazon," tegas Wallace.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam sebuah acara di sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) NATO di Lituania pada Rabu kemarin.
Wallace yang biasanya menjadi pendukung vokal Ukraina, mengatakan bahwa Inggris akan membantu perjuangan Ukraina jika 'mereka menunjukkan rasa terima kasih'.
"Terkadang anda meminta negara lain untuk menyerahkan saham mereka sendiri. Terkadang anda harus membujuk anggota parlemen di (Capitol) Hill di Amerika. Anda harus meyakinkan politisi yang meragukan di negara lain bahwa itu sepadan," jelas Wallace.
Ia menekankan bahwa dirinya mendengar keluhan dari rekan-rekannya di Amerika Serikat (AS) bahwa Ukraina memperlakukan AS seperti Amazon, bahkan saat memberikan bantuan militer senilai miliaran dolar AS.
Wallace menegaskan bahwa ini 'benar-benar terjadi', dan mengklaim bahwa dirinya secara pribadi telah mengalami perlakuan semacam ini oleh pejabat Ukraina.
Ia pun ingat saat mengemudi selama 11 jam untuk bisa bertemu dengan delegasi Ukraina pada Juni lalu, perjalanan melelahkannya itu hanya 'untuk diberi daftar' permintaan.
Penasehat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan juga membuat pernyataan publik yang serupa di Lituania.
"Rakyat Amerika memang pantas mendapatkan ucapan terima kasih dari pemerintah AS atas kesediaan mereka untuk maju (membantu Ukraina)," tegas Sullivan.
Sebelumnya, pejabat Ukraina, termasuk Presiden Volodymyr Zelenskyy telah mengkritik AS dan sekutunya karena tidak memberikan dukungan yang cukup atau memberikan kebutuhan senjata terlalu lambat.
Zelenskyy mengutip kecepatan pengiriman senjata yang seharusnya tidak tergesa-gesa sebagai alasan utama untuk hasil yang mengecewakan dari serangan balasan negaranya terhadap Rusia pada bulan lalu.
Salah satu tuntutan terbaru dari Zelenskyy muncul selama KTT saat ini, karena para pemimpin NATO menolak memberikan peta jalan untuk aksesi Ukraina ke blok militer pimpinan AS.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-505: KTT NATO Berakhir, Komitmen G7 untuk Terus Membantu Ukraina
Para pemimpin NATO mengatakan bahwa Ukraina masih harus memenuhi beberapa persyaratan.
Namun Zelenskyy menyebut syarat itu 'belum pernah terjadi sebelumnya dan tidak masuk akal'.
Delegasi AS di Vilnius pun dikabarkan geram dengan serangan verbal tersebut.
AS menganggapnya sebagai upaya Zelenskyy untuk menekan aliansi tersebut agar mempertimbangkan kembali keputusannya.
Ini bukan pertama kalinya Barat jengkel terhadap gaya komunikasi Ukraina, pada Juni lalu, Presiden AS Joe Biden dilaporkan mengatakan kepada Zelenskyy untuk menunjukkan 'sedikit lebih banyak rasa terima kasih' setelah membentak selama panggilan telepon.