Setelah Ledakan di Jembatan Krimea, Rusia Serang Ukraina dengan Drone dan Rudal Balistik
Rusia serang Ukraina dengan drone dan rudal balistik hari ini. Ini terjadi setelah ledakan di Jembatan Kerch di Krimea yang dianeksasi Rusia.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Sri Juliati

TRIBUNNEWS.COM - Rusia meluncurkan serangan udara ke wilayah Ukraina selatan dan timur pada Selasa (18/7/2023).
Angkatan udara Ukraina mengatakan, serangan itu kemungkinan menggunakan rudal balistik dan drone.
Sebuah rekaman video yang beredar di media sosial menunjukkan drone Shahed buatan Iran yang menyerang target di Mykolaiv.
Oleh Kiper, kepala administrasi militer wilayah Odesa, mengatakan sistem pertahanan udara di sana menangkis beberapa gelombang serangan drone Rusia.
“Beberapa gelombang serangan mungkin terjadi,” kata Kiper di Telegram, Selasa (18/7/2023).
Rusia mungkin juga menggunakan persenjataan balistik untuk menyerang wilayah Poltava, Cherkasy, Dnipropetrovsk, Kharkiv, dan Kirovohard.
Baca juga: Serangan Drone dan Rudal Balistik Rusia Hantam Sejumlah Wilayah Ukraina
Peringatan serangan udara terdengar di banyak wilayah Ukraina selama berjam-jam pada Selasa (17/7/2023) dini hari, sebelum dibatalkan pada sekitar pukul 04.30 waktu setempat.
Serangan ini terjadi setelah terjadi ledakan di Jembatan Kerch di Krimea pada Senin (17/7/2023), di mana Rusia menuduh Ukraina melakukan penyerangan di sana.
Serangan Rusia di Mykolaiv

Baca juga: AS: Ukraina Tak Bisa Gabung NATO Sekarang, Kita Tak Siap Perang dengan Rusia
Sebelumnya, terjadi kebakaran di pelabuhan Mykolaiv pada Senin (17/7/2023) malam.
"Di Mykolaiv, sekitar pukul 01.50 sebuah fasilitas industri dihantam. Terjadi kebakaran dengan luas 500 meter persegi. Layanan darurat negara hadir dan sekitar pukul 5.30 pagi, api padam," kata Walikota Mykolaiv Oleksandr Senkevich di aplikasi perpesanan Telegram.
“Ini cukup serius,” lanjutnya, dikutip dari The Guardian.
Penasihat presiden Ukraina, Andriy Yermak, mengomentari serangan semalam Rusia.
"Serangan malam Rusia ke Odesa dan Mykolaiv dengan penggunaan roket dan drone kamikaze semakin membuktikan bahwa negara teroris tersebut ingin membahayakan nyawa 400 juta orang di berbagai negara yang bergantung pada ekspor makanan Ukraina. Terima kasih kepada angkatan udara kami untuk pekerjaan mereka yang efisien," tulisnya di Twitter.
Serangan Rusia di Odesa

Baca juga: Ledakan di Jembatan Krimea Tewaskan 2 Orang Hari Ini, Rusia Salahkan Ukraina
Rusia juga melakukan serangan rudal dan drone di Ukraina selatan dan timur semalam pada Senin (17/7/2023) hingga Selasa (18/7/2023) dini hari.
Serangan ini menyebabkan kerusakan infrastruktur di pelabuhan Laut Hitam Odesa.
Angkatan udara Ukraina mengatakan enam rudal Kalibr yang ditembakkan semalam, dan 31 dari 36 drone, ditembak jatuh, seperti diberitakan Reuters.
Rudal dan sebagian besar drone jatuh di wilayah Odesa dan Mykolaiv di selatan.
Sedangkan sisanya dihancurkan di wilayah timur Donetsk, Kharkiv dan Dnipropetrovsk.

Komando militer operasional selatan Ukraina mengatakan, keenam rudal jelajah Kalibr yang ditembakkan oleh Rusia semalam ditembak jatuh di atas Odesa, dan 21 drone Shahed buatan Iran dijatuhkan di wilayah sekitarnya.
Dikatakan puing-puing yang berjatuhan dan gelombang ledakan merusak beberapa rumah dan infrastruktur pelabuhan di Odesa, tapi memberikan sedikit rincian.
Angkatan udara Ukraina mengatakan, Rusia menyerang berbagai wilayah di Ukraina.
"Pelabuhan selatan Odesa dan wilayah Mykolaiv, Donetsk, Kherson, Zaporizhia, dan Dnipropetrovsk semuanya berada di bawah ancaman serangan pesawat tak berawak Rusia," kata angkatan udara di aplikasi pesan Telegram pada Selasa (18/7/2023) dini hari, dikutip dari Al Jazeera.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.