Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ukraina Jadi Ladang Ranjau Terbesar Dunia, Butuh Tujuh Setengah Abad Untuk Membersihkannya

Washington sejauh ini hanya berkomitmen sekitar $95 juta untuk operasi ranjau di Ukraina, menurut laporan Departemen Luar Negeri 2023.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Ukraina Jadi Ladang Ranjau Terbesar Dunia, Butuh Tujuh Setengah Abad Untuk Membersihkannya
AFP/SERGEI SUPINSKY
Ilustrasi: Seorang pekerja penjinak bom Ukraina membawa persenjataan yang tidak meledak selama pekerjaan pembersihan ranjau di desa Yahidne, di wilayah pembebasan wilayah Chernihiv pada 7 Juni 2022 di tengah invasi Rusia ke Ukraina. 

TRIBUNNEWS.COM -- Peperangan di Ukraina menjadikan negara tersebut sebagai ladang ranjau terbesar di dunia saat ini.

Dalam sebuah beritanya, Washington Post melaporkan, hampir sepertiga negara tersebut yang berada di perbatasan dengan rusia telah terkontaminasi dengan ranjau.

Menurut beberapa perkiraan, dibutuhkan waktu 757 tahun atau tujuh setengah abad lebih untuk membersihkan semua persenjataan yang tidak meledak yang tersebar di seluruh negeri, bahkan jika 500 tim penjinak ranjau ditugaskan untuk misi tersebut, lapor Washington Post.

Disebutkan, lebih dari 67.000 mil persegi (173.529 kilometer persegi) telah terkontaminasi dengan persenjataan yang belum meledak, menurut think tank GLOBSEC yang berbasis di Slovakia. Itu lebih dari ukuran Florida dan kira-kira setara dengan Uruguay.

Baca juga: Serangan Langsung ke Ibu Kota Rusia, Drone Ukraina Sasar Kantor Kementerian Keamanan Putin di Moskow

“Jumlah persenjataan yang sangat banyak di Ukraina belum pernah terjadi sebelumnya dalam 30 tahun terakhir. Tidak ada yang seperti itu,” kata Greg Crowther, direktur program di British NGO Mines Advisory Group, kepada Washington Post.

Menurut data PBB, hampir 300 warga sipil, termasuk 22 anak-anak, tewas di Ukraina dalam insiden yang terkait dengan persenjataan yang tidak meledak antara Februari 2022 dan Juli 2023, lapor Post. Ranjau dan amunisi lain yang tidak meledak juga mengakibatkan 632 warga sipil cedera selama periode yang sama, tambahnya.

Kedua belah pihak yang berkonflik secara aktif menggunakan ranjau dalam operasi mereka, catat outlet media tersebut.

BERITA REKOMENDASI

AS juga berkontribusi pada penambangan di wilayah Ukraina dengan memasok Kiev dengan peluru artileri 155 milimeter yang menciptakan ladang ranjau sementara, meskipun submunisi mereka secara teknis seharusnya menghancurkan diri sendiri, lapor Washington Post.

Persenjataan buatan AS lainnya yang dikirim ke Ukraina adalah ranjau anti-tank M21, yang tidak dapat dihancurkan sendiri, tambahnya.

Keputusan Washington untuk menyediakan Kiev dengan "munisi tandan buatan AS, yang diketahui menyebarkan bahan yang gagal meledak, hanya dapat menambah bahaya," kata outlet media tersebut.

Perkiraan Bank Dunia menunjukkan bahwa biaya operasi ini dapat mencapai $37,4 miliar hanya dalam sepuluh tahun ke depan, tambahnya.

Washington sejauh ini hanya berkomitmen sekitar $95 juta untuk operasi ranjau di Ukraina, menurut laporan Departemen Luar Negeri 2023.

Pada hari Jumat, Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Politik dan Pembangunan Perdamaian Rosemary DiCarlo memperingatkan Dewan Keamanan PBB bahwa sebagian besar wilayah Ukraina telah dipenuhi ranjau dan bom cluster yang akan “terus menimbulkan bahaya bagi warga sipil selama bertahun-tahun yang akan datang.”

Baca juga: Ukraina Balas Serang Rusia, Rudal Storm Shadow yang Dipasok Inggris Hantam Gudang Senjata di Krimea

Awal pekan ini, duta besar Rusia untuk AS, Anatoly Antonov, mengecam Washington karena mengubah Ukraina menjadi "kuburan" untuk limbah yang mematikan.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas