Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Takut Diinvasi, Hacker Korea Utara Coba Curi Informasi Latihan Militer AS - Korea Selatan

Pasukan Korsel dan AS pada hari Senin akan memulai latihan musim panas Ulchi Freedom Guardian selama 11 hari

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Takut Diinvasi, Hacker Korea Utara Coba Curi Informasi Latihan Militer AS - Korea Selatan
freepik.com
Ilustrasi peretasan - Polisi Korea Selatan (Korsel) mengatakan bahwa ada dugaan peretas atau hacker dari Korea Utara (Korut) mencoba mencuri informasi terkait latihan militer yang dilakukan Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) 

Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami

TRIBUNNEWS.COM, SEOUL - Polisi Korea Selatan (Korsel) mengatakan bahwa ada dugaan peretas atau hacker dari Korea Utara (Korut) mencoba mencuri informasi terkait latihan militer yang dilakukan Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel).

Namun kepolisian Korsel memastikan tidak ada ada informasi yang berhasil dicuri. 

"Dipastikan bahwa informasi terkait militer tidak dicuri," kata Badan Kepolisian Provinsi Gyeonggi Nambu dalam sebuah pernyataan pada Minggu (20/8/2023), mengutip Reuters. 

Pasukan Korsel dan AS pada hari Senin akan memulai latihan musim panas Ulchi Freedom Guardian selama 11 hari untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam menanggapi ancaman nuklir dan rudal Korea Utara yang berkembang.

Baca juga: Namsan Tower Korsel Berubah Jadi Merah Putih di Hari Kemerdekaan RI ke-78

Korea Utara keberatan dengan latihan semacam itu dengan mengatakan bahwa itu adalah persiapan oleh AS dan sekutu Korea Selatannya untuk melakukan invasi.

Para peretas diyakini terkait dengan kelompok Korea Utara yang oleh para peneliti disebut Kimsuky.

BERITA REKOMENDASI

Mereka melakukan peretasan melalui email ke kontraktor Korea Selatan yang bekerja di pusat simulasi latihan perang gabungan Korea Selatan-AS.

Korea Utara sebelumnya membantah berperan dalam serangan siber.

Para peneliti menemukan bahwa peretas Kimsuky telah lama menggunakan email "spear-phishing" yang mengelabui target agar memberikan kata sandi atau mengklik lampiran atau tautan yang memuat malware.

Polisi Korea Selatan dan militer AS melakukan penyelidikan bersama dan menemukan alamat IP yang digunakan dalam upaya peretasan cocok dengan yang diidentifikasi dalam peretasan tahun 2014 terhadap operator reaktor nuklir Korea Selatan.

Saat itu, Korea Selatan menuding Korea Utara berada di balik serangan siber tersebut.
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas