Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan Kembali Ditahan selama 2 Minggu

Mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan telah dikirim ke tahanan pengadilan selama dua minggu atas tuduhan membocorkan rahasia negara.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan Kembali Ditahan selama 2 Minggu
Arif ALI / AFP
Mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan memberi isyarat saat berbicara saat wawancara dengan AFP di kediamannya di Lahore pada 18 Mei 2023. 

TRIBUNNEWS.COM - Mantan Perdana Menteri (PM) Pakistan Imran Khan telah dijebloskan kembali ke tahanan selama dua minggu atas tuduhan membocorkan rahasia negara, kata pengacaranya.

Penahanan Khan diperpanjang hingga 13 September 2023 untuk menyelidikinya.

Imran Khan dituduh mempublikasikan 'kabel rahasia' yang dikirim oleh duta besar Pakistan untuk Amerika Serikat dan menggunakannya untuk keuntungan politik.

Kabel rahasia yang dimaksud di sini merupakan diplomatic cable juga dikenal sebagai diplomatic telegram merupakan pesan rahasia berbasis teks yang dipertukarkan antara misi diplomatik.

Istilah kabel berasal dari masa ketika media komunikasi hanya telegraf.

“Kami telah mengajukan permohonan jaminan ke pengadilan dan akan disidangkan pada hari Sabtu,” kata pengacara Khan, Naeem Haider Panjutha.

Baca juga: Pengacara Eks PM Pakistan Imran Khan Ajukan Banding

Penahanan baru Khan terjadi sehari setelah Pengadilan Tinggi Islamabad menangguhkan hukuman tiga tahun penjara atas tuduhan korupsi.

Berita Rekomendasi

Imran Khan Ajukan Banding

Para pengacara Khan mengajukan permohonan banding pada hari Selasa (8/8/2023) di Pengadilan Tinggi Islamabad, setelah mengunjunginya di penjara untuk mendapatkan surat kuasa.

Mantan PM Pakistan itu juga telah siap untuk menghadapi situasi yang lebih berat lagi.

Tim kuasa hukum Khan meminta Pengadilan Tinggi Islamabad untuk memberikan fasilitas dalam sel penjara yang lebih baik, mencakup meja, kursi, televisi, tempat tidur pribadi, pakaian, dan makanan.

Mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan (tengah) pergi setelah menghadap Mahkamah Agung di Islamabad pada 24 Juli 2023.
Mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan (tengah) pergi setelah menghadap Mahkamah Agung di Islamabad pada 24 Juli 2023. (Aamir QURESHI / AFP)

Para pengacaranya juga meminta agar Khan diberikan izin untuk bertemu dengan istri, tim kuasa hukum, dan anggota-anggota senior partainya, Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI).


Ajudan Ketua PTI, Zulfi Bukhari angkat bicara terkait kasus yang melilit Imran Khan.

Menurutnya, Undang-Undang Rahasia Resmi, yang menjadi dasar hukuman bagi Khan dalam kasus sandi yang hilang, “tidak memiliki kedudukan hukum”.

“Tidak masuk akal kalau UU Rahasia Negara ini dipaksakan tanpa landasan hukum apa pun,” tulis Bukhari dalam postingan di X.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas