Ukraina Klaim Miliki Bukti Drone Rusia Masuk ke Wilayah NATO, Rumania Menyangkal
Ukraina sebut drone Rusia masuk ke wilayah Rumania yang meruakan negara anggota NATO. Tapi klaim itu dibantah.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: bunga pradipta p
TRIBUNNEWS.COM - Ukraina mengatakan pihaknya memiliki bukti bahwa pesawat tak berawak Rusia jatuh dan meledak di Rumania.
Jika benar, ini merupakan kasus pertama serangan Rusia yang menghantam negara anggota NATO, The Telegraph melaporkan.
Drone bunuh diri buatan Iran itu awalnya diduga menargetkan infrastruktur Ukraina di Danube, satu-satunya pelabuhan yang tersisa yang membawa ekspor ke Laut Hitam.
Rumania membantah drone tersebut menyerang wilayahnya.
Namun Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, mengklaim pada hari Senin (4/9/2023) bahwa ia memiliki bukti bahwa drone tersebut melintasi perbatasan.
“Kami memiliki foto-foto yang membuktikan bahwa ada sesuatu yang jatuh di sana, kata Dmytro Kuleba.
Baca juga: Terbongkar, Data-data Sensitif NATO Diretas oleh Kelompok Hacker yang Dibekingi Rusia dan Tiongkok
Kuleba mengatakan dia yakin pemerintah Rumania berhati-hati untuk tidak membesarkan insiden tersebut agar tidak terjebak dalam konflik langsung.
NATO, berdasarkan piagamnya, diharuskan memberikan tanggapan militer segera jika ada anggotanya yang diserang.
Dua pejabat Ukraina yang tidak disebutkan namanya mengatakan pada hari Senin bahwa ini bukan pertama kalinya wilayah Rumania diserang oleh pesawat tak berawak yang tersesat.
Namun mereka tidak mengatakan mengapa Rumania menyangkal hal tersebut, menurut Financial Times.
Rumania kemungkinan besar gelisah buntut insiden di Polandia tahun lalu ketika sebuah rudal jatuh di dalam perbatasannya.
Seorang pejabat Ukraina langsung menuding Rusia yang melakukan serangan drone itu, namun terbukti salah beberapa jam kemudian.
Rusia Menargetkan Pelabuhan di Laut Hitam
Rusia telah menargetkan pelabuhan Laut Hitam Ukraina, dengan harapan dapat menghentikan ekspor gandum.
Rusia juga telah mengebom jalur pasokan alternatif dalam beberapa pekan terakhir, seperti pelabuhan-pelabuhan yang jauh lebih kecil di Sungai Danube.
Moskow belum mengkonfirmasi serangan di Danube.
Baca juga: Ngeri, Rusia Kini Mampu Luncurkan Rudal Hipersonik Kinzhal ke Ukraina Cuma Pakai Jet Sukhoi Su-34
Namun kementerian pertahanan pada hari Senin membual tentang keberhasilannya menyerang fasilitas pembuatan kapal yang tidak disebutkan namanya di Laut Hitam.
Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina, Oleg Nikolenko, mengatakan sebelumnya pada hari Senin bahwa sejumlah drone Shahed yang tidak disebutkan namanya jatuh di wilayah Rumania selama serangan Rusia di pelabuhan Izmail di Ukraina.
Nikolenko meminta sekutu Barat Ukraina untuk mempercepat pasokan pertahanan udara dan jet tempur untuk Ukraina, guna melindungi infrastruktur Ukraina dan negara-negara tetangganya.
Sebuah foto yang diposting oleh Nikolenko menunjukkan kobaran api yang muncul dari ledakan di hutan.
Kementerian Pertahanan Rumania mengutuk serangan terhadap Ukraina, namun tidak menyebutkan dampak apa pun terhadap wilayahnya.
“Serangan pesawat tak berawak yang dilakukan oleh Federasi Rusia tidak menimbulkan ancaman militer langsung terhadap wilayah nasional kami atau perairan teritorial Rumania,” katanya.
Luminita Odobescu, menteri luar negeri Rumania, juga menegaskan wilayahnya tidak terkena drone atau bahkan puing-puing dalam serangan tersebut.
“Tentu saja ada risikonya karena yang terjadi di sana sangat dekat dengan perbatasan kita,” ujarnya.
Baca juga: Turki Ambil Peran di Niger, Erdogan Kecam Niat ECOWAS Serbu Junta Militer yang Mau 3 Tahun Berkuasa
Kunjungan Erdogan
Serangan pesawat tak berawak itu terjadi hanya beberapa jam sebelum presiden Turki Recep Tayyip Erdogan terbang ke Rusia.
Erdogan tengah berupaya meyakinkan Vladimir Putin untuk memulai kembali kesepakatan penting yang memungkinkan jalur yang aman biji-bijian Ukraina melintasi Laut Hitam.
Namun, Putin sekali lagi menyuarakan keluhannya terhadap kesepakatan tersebut, dan menuduh Barat “menipu” dirinya.
Putin mengatakan Rusia akan segera bergabung kembali dengan perjanjian itu segera setelah tuntutannya dipenuhi.
Erdogan menambahkan bahwa proposal alternatif yang diajukan oleh Rusia tidak dapat menawarkan model yang berkelanjutan, aman dan permanen untuk mengekspor biji-bijian Ukraina.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)